tag:blogger.com,1999:blog-40194712577905739072024-03-12T16:48:29.755-07:00teknologi pengolahan kelapa sawitmengenal lebih dalam mengenai teknologi sawittentang kelapa sawithttp://www.blogger.com/profile/04338861513948601904noreply@blogger.comBlogger5125tag:blogger.com,1999:blog-4019471257790573907.post-15141871550980143522010-04-10T02:24:00.000-07:002010-04-10T02:27:42.267-07:00Analisa Sampel Stasiun DigesterMass Passing to Digester (MPD)<br />Tujuan : Mengobservasi komposisi brondolan hasil perebusan seperti :<br />- % mesocarp / brondolan <br />- % oil / mesocarp<br />- % kernel / nut<br />- % brondolan / TBS<br />- % kernel / TBS<br /><br />TBS Brondolan Mesocarp<br /> Calid Nut Cangkang<br /> Kernel<br /><br />Lokasi pengambilan sampel : distribusi Fruit conveyor sebelum masuk Digester untuk setiap line yang beroperasi <br /><br />Frekuensi pengujian : Dua kali setiap minggu<br /><br />Metode pengujian : <br />Metode pengujian dibagi 3 :<br />a. Brondolan normal hasil rebusan<br />i) Timbang sampel brondolan hasil rebusan sampai gr terdekat (W1)<br />ii) Sortasi sampel ke dalam kategori berikut :<br />• Brondolan (W2)<br />• Calyx leaves (W3)<br />• Sampah (W4)<br />• Parthenocarpic (W5)<br />iii) Timbang masing-masing kategori sampai gr terdekat<br />iv) Pilih sampel proporsional dengan mengkalkulasi masing-masing kategori (tidak termasuk calyx leaves, dirt dan parthenocarpic) ke dalam rata-rata terbaik memperoleh berat 100 gr sampel proporsional<br /><br /><br /><br />b. Analisa Mesocarp<br />i) Timbang sampel proporsional sampai gr terdekat (W2)<br />ii) Letakkan sampel di lembaran kaca<br />iii) Pisahkan dan kikis mesocarp dari nut dan pastikan nut telah bebas dari minyak dengan menggunakan cutter<br />iv) Timbang mesocarp sampai gr terdekat (W6)<br />v) Timbang nut sampai gr terdekat (W7) dan kehilangan berat nut plus mesocarp harus dalam limit 1gram, lebih dari itu analisa dianggap batal dan ulangi prosedur dari awal (i - iv)<br />vi) Sampel mesocarp diuji %moisture, %O/WM dan %O/DM menggunakan metode standard analisa minyak sawit<br />vii) Tempatkan sampel nut di cawan untuk analisa nut.<br /><br />c. Analisa Nut<br />i) Pecahkan keseluruhan nut secara manual ke dalam kernel bulat dan cangkang<br />ii) Timbang keseluruhan kernel sampai gr terdekat (W8)<br />iii) Sampel kernel dianalisa terhadap %moisture, %O/WM dan %O/DM menggunakan metode standard Analisa Mutu Inti Sawit.<br /><br />Perhitungan :<br />Brondolan normal (W2) = W6 + W7 <br />% Brondolan normal / sampel = ( W2 / W1 ) x 100 %<br />% (Calyx dan dirt) / sampel = [ (W3 + W4) / W1 ] x 100 %<br />% Parthenocarpic / sampel = ( W5 / W1 ) x 100 %<br />% Mesocarp / brondolan normal = ( W6 / W2 ) x 100 %<br />% Nut / brondolan normal = [100% - ( % mesocarp / brondolan normal)] <br />% Kernel basah / nut = ( W8 / W7) x 100%<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Perhitungan terhadap TBS :<br /> <br /><br /> Aktual % OER = % OER<br /><br /> Jumlah kehilangan minyak di Fibre Cake, Nut, Sludge Centrigufe atau Solid Decanter terhadap TBS = % Loss OER<br /><br /> % kandungan minyak pada brondolan normal terhadap TBS : <br />= % OER + % Loss OER <br /><br /> Persentase brondolan normal terhadap TBS : <br /> <br /><br /> % Nut terhadap TBS : <br />= (% brondolan normal / TBS) x (% nut / brondolan normal) x 100%<br /><br /> % Kernel basah terhadap TBS :<br />= (% nut / TBS) x (% kernel basah / nut) x 100%<br /><br /><br /><br />Contoh soal 1:<br />Berat TBS : 12,32 kg<br />Berat TBR : 9,56 kg<br />Kemudian dilakukan penebahan secara manual sehingga didapatkan sampel sebanyak 7,28 kg. Sampel yang digunakan untuk analisa MPD 1000 gram, dan setelah disortasi didapatkan data-data dibawah ini :<br />Berat brondolan : 865,23 kg<br />Berat calyx : 134,77 kg<br />Berat mesocarp : 676,55 kg<br />Berat Inti : 78,23 kg<br />Berat sampel mesocarp dan calyx yang digunakan untuk tiap analisa adalah 10 gram. <br /><br />Analisa I : Kadar Air, didapatkan data sebagai berikut :<br /> 1 2 3 cangkang<br />Sample basah 60,71 57,96 63,84 61,38<br />Sample kering 58,38 55,03 60,98 59,92<br /> <br /><br />Analisa 2 : Kandungan minyak, didapatkan data sebagai berikut :<br /> 1 2 3 Cangkang<br />Sample basah 112,14 115,74 111,67 110,43<br />Sample kering 106,90 110,82 106,60 109,90<br /><br />Hitunglah :<br />- % kondensat, janjang kosong dan brondolan + calyx terhadap TBS !<br />- Jabarkan neraca massa dari tiap komponen dalam sampel MPD 1000 gram !<br />- % tiap komponen terhadap Brondolan + calyx !<br />- Perbandingan mesocarp dan calyx dalam 10 gram sampel analisa !<br />Analisa kadar air :<br />- Kandungan air terhadap total mesocarp+calyx !<br />- % kadar air terhadap brondolan + calyx !<br />- Kandungan air cangkang terhadap total cangkang !<br />- % kadar air cangkang terhadap brondolan + calyx !<br />- Total kadar air !<br />Analisa kandungan minyak :<br />- Kandungan minyak terhadap total mesocarp+calyx !<br />- % kadar minyak terhadap brondolan + calyx !<br />- Kandungan minyak cangkang terhadap total cangkang !<br />- % kadar minyak cangkang terhadap brondolan + calyx !<br />- Total kadar minyak !<br />Ampas :<br />- Ampas mesocarp+calyx<br />- % Ampas mesocarp+calyx terhadap brondolan+calyx<br />- Ampas cangkang<br />- % Ampas cangkang terhadap brondolan+calyx<br /><br /><br /><br />Analisa Sampel Stasiun Presser<br /><br />1. Stasiun Presser<br />Langkah pengambilan sampel di Stasiun Pressan :<br />1) Sampel pertama diambil 1,5 jam setelah proses dimulai dan sampel terakhir diambil 2 jam sebelum proses berhenti<br />2) 1 kg sampel Press cake diambil 1,5 jam sekali dari tiap Screw press yang beroperasi dengan menggunakan scoop dan masukkan ke dalam kantong plastik berlabel<br />3) Pada akhir pengambilan sampel, lakukan quartering sampel sampai mendekati 1 kg dan masukkan ke dalam kantong plastik berlabel.<br /><br />Komposisi Press Cake<br />Tujuan : Memperkirakan komposisi Press cake sebagai mutu hasil pressan.<br /><br />Lokasi Pengambilan Sampel : <br />Sampel diambil dari 3 titik dekat Cone screw press seperti terlihat pada diagram berikut :<br /> <br /><br /><br /><br /><br />Frekuensi Pengujian : Satu kali pengujian per shift untuk tiap Screw press yang beroperasi.<br /><br />Metode Pengujian :<br />1) Sampel Press cake ditimbang sampai gr terdekat ( W1 )<br />2) Sortir sampel ke dalam kategori berikut :<br />* Fibre (W2)<br />* Nut bulat (W3)<br />* Nut setengah pecah (W4)<br />* Kernel bulat (W5)<br />* Kernel pecah (W6)<br />* Cangkang lepas (W7)<br /> Masing - masing kategori ditimbang sampai gr terdekat<br />3) Tempatkan fibre ke dalam kantong plastik berlabel untuk pengujian kehilangan minyak <br />4) Nut bulat dari tiap Screw press pada line yang sama juga ditempatkan ke dalam kantong plastik berlabel pengujian kehilangan minyak.<br />Kalkulasi :<br />1) % fibre terhadap Press cake = (W2 / W1) x 100 %<br />2) % nut bulat terhadap Press cake = (W3 / W1) x 100 %<br />3) % nut setengah pecah terhadap Press cake = (W4 / W1) x 100 %<br />4) % kernel bulat terhadap Press cake = (W5 / W1) x 100 %<br />5) % kernel pecah terhadap Press cake = (W6 / W1) x 100 %<br />6) % cangkang terhadap Press cake = (W7 / W1) x 100 %<br />7) Total nut (W8) = W3 + W4 + W5 + W6 + W7 <br />8) % nut pecah terhadap total nut = (W4 + W5 + W6 + W7) <br /> W8 <br />9) % total nut terhadap Press cake = (W8 / W1) x 100 %<br /><br /><br />3. Kehilangan Minyak di Fibre<br />Tujuan : Memperkirakan kehilangan minyak pada fibre dari tiap Screw press <br /><br />Lokasi Pengambilan Sampel : Lihat point 2.<br /><br />Frekuensi Pengujian :<br />Satu kali pengujian pada tiap shift untuk tiap Screw press yang beroperasi<br /><br />Metode Pengujian :<br />Sampel fibre yang telah dicacah diuji %Moisture, %O/WM, %O/DM dan %NOS menggunakan metode standard Analisa Minyak Sawit<br /><br />Kalkulasi :<br />% kehilangan minyak di fibre terhadap TBS = (% DM / WM) x (% O / DM) x 12,5 %<br /><br />Catatan :<br />1) 12,5 % merupakan persentase fibre terhadap TBS<br />2) Nilai % DM/WM dan % O/DM diambil rata - ratanya berdasarkan kalkulasi jam operasi dari Screw press<br /><br />4. Kehilangan minyak di Nut<br />Tujuan : Memperkirakan kehilangan minyak di nut hasil Pressan<br /><br />Lokasi Pengambilan Sampel : Lihat point 2<br /><br />Frekuensi Pengujian : Satu kali pengujian untuk tiap shift pada tiap line<br /><br />Metode Pengujian :<br />1) Ambil sekitar 100 gr nut bulat secara acak dan bersihkan serabut yang masih tersisa.<br />2) Pecahkan nut secara manual dan cangkang yang didapat masukkan ke dalam kantong plastik berlabel.<br />3) Sampel cangkang diuji % Moisture, % O/WM, % O/DM dan % NOS menggunakan metode standard Analisa Minyak Sawit<br /><br />Kalkulasi :<br />% Kehilangan minyak di nut terhadap TBS = (% DM / WM) x (% O / DM) x 5,75 %<br /><br />Catatan :<br />- 5,75 % merupakan persentase cangkang terhadap TBS<br />- Nilai %DM/WM dan % O/DM diambil rata-ratanya berdasarkan hasil penganalisaan.<br /><br /><br />Stasiun Pressing terkontrol bila :<br />• % kehilangan minyak di fibre : < 0,58% terhadap TBS<br />• % kehilangan minyak di nut : < 0,05% terhadap TBS<br />• % Nut pecah terhadap total nut maksimal : < 10% terhadap TBStentang kelapa sawithttp://www.blogger.com/profile/04338861513948601904noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-4019471257790573907.post-4503370057264822552010-04-10T02:22:00.000-07:002010-04-10T02:24:27.394-07:00PENGOLAHAN MINYAK DAN INTI SAWITPengolahan kelapa sawit merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan usaha perkebunan kelapa sawit. Hasil utama yang dapat diperoleh berupa minyak sawit, inti sawit, sabut, cangkang dan tandan kosong. Pabrik kelapa sawit dipahami sebagai unit ekstraksi crude palm oil (CPO) dan inti sawit dari tandan buah segar (TBS) kelapa sawit.<br /><br /> Stasiun Utama<br />Stasiun proses pengolahan TBS menjadiCPO dan PKO umumnya terdiri dari stasiun utama dan stasiun pendukung. Stasiun utama berfungsi sebagai berikut :<br /> Penerimaan buah ( fruit reception )<br /> Rebusan ( sterilizer )<br /> Pemipilan ( Threser )<br /> Pencacahan ( digester ) dan pengempaan ( presser )<br /> Pemurnian ( clarifier )<br /> Pemisahan biji dan kernel<br /><br />Sementara stasiun pendukung berfungsi sebagai berikut :<br /> Pembangkit tenaga ( power )<br /> Laboratorium ( laboratory )<br /> Pengolahan air ( water treatment )<br /> Penimbunan produk ( storage )<br /> Bengkel ( workshop )<br /><br /> Stasiun Penerimaan Buah<br /><br />Sebelum diolah, tandan buah segar ( TBS ) yang berasal dari kebun pertama kali diterima di stasiun penerimaan buah untuk ditimbang di jembatan timbang ( weight bridge ) dan ditampung sementara di penampungan buah ( Loading ramp ).<br /><br /><br /> Jembatan timbang<br />Secara umum jembatan timbang berfungsi untuk mengontrol proses, menghitung rendemen, sebagai dasar perhitungan pembayaran premi pemanen dan buah pihak ketiga, dan sebagai pencatatan produksi TBS kebun pensuplai.<br />Penimbangan dilakukan dua kali untuk setiap angkutan TBS yang masuk ke pabrik, yaitu pada saat masuk ( berat truk dan TBS ) serta pada saat keluar ( berat truk ). Sehingga dari selisih penimbangan tersebut didapatkan berat bersih TBS yang masuk ke pabrik. Kapasitas jembatan timbang berkisar antara 30 – 40 ton. Jembatan timbang tersebut dioperasikan secara mekanis maupun elektronis. Truk yang keluar masuk jembatan timbang harus berjalan perlahan karena perangkat elektronik dari jembatan timbang sangat sensitif terhadap beban kejut. Pada saat penimbangan, posisi truk harus berada di tengah agar beban yang dipikul merata.<br /> Loading ramp<br />TBS yang telah ditimbang di jembatan timbang selanjutnya dibongkar di Loading ramp dengan menuang langsung dari truk. Loading ramp ini berupa bangunan dengan lantai berupa kisi – kisi plat besi berjarak 10 cm dengan kemiringan 45°. Jadi berfungsi sebagai tempat penerimaan tandan dan sekaligus sebagai tempat mencurahkan tandan ke dalam lori rebusan. Sedangkan kisi berfungsi untuk memisahkan kotoran, baik berupa pasir, kerikil dan sampah yang terikut. Kotoran yang jatuh melelui kisi akan ditampung oleh dirt conveyor sehingga memudahkan dalam pembuangannya. Loading ramp dilengkapi pintu keluaran yang digerakkan secara hidrolik sehingga memudahkan dalam pengisian TBS ke dalam lori untuk proses selanjutnya. Kapasitas lori kecil berkisar antar 2,5 – 2,75 ton TBS, sedangkan untuk lori besar berkisar 4,5 ton TBS. Prinsip kerjanya first in first out terhadap buah yang masuk, yakni :<br /> Segala sesuatu yang diterima paling awal maka harus dikeluarkan paling awal juga<br /> Mendahulukan pengangkutan dan penerimaan TBS yang dipanen lebih awal<br /> Menyegerakan pelaksanaan proses terhadap yang paling awal diterima<br />Di loading ramp dilakukan sortasi panen untuk memastikan bahwa buah masuk berada dalam kondisi optimal ( kandungan minyak buah maksimal dan ALB rendah ) untuk diekstrak minyaknya. <br /> Sortasi sebaiknya dilakukan terhadap setiap truk, namun pengujian seperti ini sangat tidak ekonomis. Sehingga dilakukan secara acak pada 10% truk yang masuk, dan apabila masih dianggap terlalu besar, maka dapat diatasi dengan pengambilan 50% isi truk. <br />TBS yang memenuhi syarat akan diterima pabrik, sedangkan TBS yang tidak memenuhi syarat akan dikembalikan. Yang menjadi indikator keberhasilan pada proses sortir meliputi :<br /> Semua lori kosong telah standby sebelum pengisian Sterilizer<br /> Volume pengisian lori sesuai dengan kapasitas lori<br /> Tidak ada brondolan yang tertinggal di lantai atau di loading ramp<br /> Tidak terjadi antrian panjang terhadap truk yang akan membongkar TBS<br /> Jam mulai pengolahan pabrik selalu memperhatikan kapasitas buah masuk dan buah sisa.<br /><br /><br /> Stasiun Perebusan ( Sterilizer )<br /><br />Rebusan merupakan suatu bejana besar terbuat dari besi yang memiliki pintu masuk lori. Rebusan ini panjangnya 24 meter dan diameter 2 meter. Dibagian atas terdapat pipa keluar uap untuk merebus tandan. Dibagian bawah terdapat pipa pembuang air kondensat dan dibagian belakang terdapat pipa pembuangan udara. Lori rebusan memiliki dinding dan lantai yang berlubang – lubang agar uap dapat masuk ke dalam ( bagian tengah ) dan air dapat turun ke bawah. Lori rebusan dimasukkan dengan memakai kapstandard dan kabel drad yang digerakkan dengan motor listrik demikian pula dikeluarkan dari rebusan dengan menariknya. <br /><br />II.1. Tujuan Perebusan<br />Sebelum proses ekstraksi minyak dilakukan, pertama - tama buah direbus dalam ketel rebusan dengan tujuan :<br /> Menghentikan aktifitas enzim<br />Dalam buah yang dipanen terdapat enzim lipase dan oksidase. Enzim lipase bertindak sebagai katalisator dalam pembentukan trigliserida dan kemudian memecahkannya kembali menjadi sam lemak bebas (ALB).<br /> H H <br /> H ---- C --- OOCR1 H --- C --- OH HOOCR1<br /> H ---- C --- OOCR2 + 3 H2O H --- C --- OH + HOOCR2<br /> H ---- C --- OOCR3 H--- C --- OH HOOCR3<br /> H H<br /> (trigliserida) (air) (Gliserol) (asam lemak)<br />Enzim oksidase berperan dalam proses pembentukan peroksida yang kemudian dioksidasi lagi dan pecah menjadi gugusan aldehid dan keton. Senyawa yang terakhir bila dioksidasi lagi akan menjadi asam. Jadi ALB yang terdapat dalam minyak sawit merupakan hasil kerja lipase dan oksidase. Enzim yang terdapat dalam minyak terdiri dari enzim tanaman dan yang terkontaminasi ( misalnya jamur ) selama proses penanganan.<br />Aktifitas enzim semakin tinggi apabila buah mengalami memar. Untuk mengurangi aktifitas enzim sampai di PKS diusahakan agar kememaran buah dalam presentase yang relatif kecil. Enzim pada umumnya tidak aktif lagi pada suhu 50 °C. Oleh sebab itu, perebusan pada suhu 120 °C akan menghentikan kegiatan enzim.<br /><br /> Memudahkan pemipilan<br />Minyak dan inti sawit terdapat dalam buah, maka untuk mempermudah proses ekstraksi pengutipan minyak dan inti sawit, buah perlu dilepaskan tandannya.<br />Buah dapat terlepas dari tandan melalui cara Hidrolisa hemiselulosa dan pektin yang terdapat di pangkal buah. Hidrolisa ( dengan reaksi biokimia ) dapat terjadi pada proses pemasakan buah yang ditandai dengan buah yang memberondol. Sedangkan reaksi hidrolisis hemiselulosa dan pektin dapat terjadi dalam ketel rebusan yang dipercepat oleh pemanasan. Pemanasan tersebut diperlukan berupa uap jenuh bertekanan agar diperoleh temperatur yang semestinya di bagian dalam tandan buah (meresap).<br />Hidrolisis pektin dalam tangkai tidak seluruhnya menyebabkan pelepasan buah, oleh karena itu, masih perlu dilanjutkan dengan proses pemipilan pada Thresing machine.<br /><br /> Menurunkan kadar air<br />Perebusan dapat menyebabkan penurunan kadar air, yaitu dengan cara penguapan baik pada saat perebusan maupun saat sebelum pemipilan. <br />Efek penurunan kadar air meliputi :<br /> Penurunan kandungan air dapat menyebabkan penyusutan buah sehingga terbentuk rongga – rongga kosong pada perikarp yang mempermudah proses pengempaan.<br /> Interaksi penurunan kadar air dan panas dalam buah akan menyebabkan minyak sawit antar sel dapat bersatu dan mempunyai viskositas yang rendah sehingga mudah keluar dari dalam sel sewaktu proses pengempaan berlangsung.<br /> Perikarp yang mendapat perlakuan panas dan tekanan akan menunjukkan sifat serat mudah lepas antara serat yang satu dengan yang lain. Hal ini akan meningkatkan efisiensi Digester dan Depericarper. Air yang terkandung dalam inti akan menguap melalui mata biji sehingga kernel susut dan proses pemecahan biji akan lebih mudah. <br /> Akibat penguapan sebagian air dari daging buah, maka kemungkinan kehilangan minyak dalm serabut maupun dalam lumpur buangan (sludge) pada proses pemurnian dapat ditekan.<br /><br /> Pemecahan Emulsi<br />Minyak dalam perikarp masih berbentuk emulsi, sehingga agar lebih mudah keluar harus dirubah fasenya terlebih dahulu dari emulsi ke bentuk minyak. Perubahan ini terjadi dengan bantuan pemanasan, sehingga terjadi penggabungan fraksi yang memiliki polaritas yang sama dan berdekatan, sehingga minyak dan air masing – masing terpisah. Peristiwa ini akan mempermudah minyak keluar dari perikarp. Penetrasi uap yang sempurna pada perikarp terutama pada buah yang paling dalam akan mempertinggi efisien ekstraksi minyak. Pemecahan emulsi yang telah dimulai dari perebusan akan membantu proses pemisahan minyak dari air dan padatan lainnya pada stasiun klarifikasi.<br /><br /> Melepaskan serat dan biji<br />Perebusan buah yang tidak sempurna dapat menimbulkan kesulitan pelepasan serat dan biji dalam polishing drum, yang menyebabkan pemecahan biji lebih sulit dalam alat pemecah biji. Penetrasi uap yang cukup baik akan membantu proses pemisahan serat perikarp dan biji, yang dipercepat oleh proses Hidrolisis. Apabila serat tidak lepas, maka lignin yang terdapat di antara serat akan menahan minyak. Jika biji dipukul dalam alat pemecah biji, maka terjadi sifat kenyal yang membuat biji tidak pecah, dan jika pecah maka yang terjadi adalah pecahan yang melekat pada inti.<br /><br /> Membantu proses pelepasan inti dari cangkang<br />Perebusan yang sempurna akan menurunkan kadar air biji hingga 15%. Kadar air biji yang turun hingga 15% akan menyebabkan inti susut sedangkan tempurung biji tetap, maka terjadi inti yang lekang dari cangkang. Hal ini akan membantu proses fermentasi di dalam Nut Silo, sehingga pemecahan biji dapat berlangsung dengan baik, demikian pula pemisahan inti dan cangkang dalam proses pemisahan kering atau basah dapat menghasilkan inti yang mengandung kotoran lebih kecil.<br /><br />II.2. Sistem Perebusan<br /> Sterilizer<br />Sterilizer tipe tegak (vertikal), mempunyai kelemahan :<br /> Kapasitas rebusan kecil, rata – rata 5 ton TBS<br /> Bejana diisikan buah menggunakan bunch elevator, sehingga buah mengalami tingkat kelukaan tinggi selama proses transportasi. Sehingga merupakan salah satu penyebab kenaikan ALB yang tinggi.<br /> Teknik pengoperasian lebih sulit<br />Bila dilakukan secara manual, akan membutuhkan tenaga yang lebih banyak teruatama pada saat menutup dan membuka serta mengeluarkan buah. <br /><br />Sterilizer tipe horisontal, mempunyai keuntungan :<br /> Kapasitas rebusan antara 15 – 30 ton TBS<br /> Pengoperasian lebih mudah dan praktis<br /> Buah tidak bersinggungan langsung dengan dinding, sehingga bahan olah tidak mungkin menyebabkan bejana menjadi korosi. Buah diisi dalam lori - lori.<br /> Pengisian uap masuk dan pembuangan uap keluar serta pembuangan air kondensat lebih mudah dilakukan.<br /><br /> Alat Pembantu<br />Lori adalah tempat buah direbus, yang dapat menampung buah 2,5; 3,5; atau 5 ton. Lori dibuat berlubang dengan diameter 0,5 in berfungsi untuk mempertinggi penetrasi uap pada buah dan penetesan air kondensatyang terdapat diantara buah. Ukuran lubang yang semakin besar menunjukkan proses perebusan buah lebih baik, akan tetapi daya tahan alat berkurang.<br /> Bogie adalah kerangka yang dilengkapi dengan 4 unit roda. Sedangkan crossing rail berfungsi untuk membantu dan mempercepat pemasukan dan pengeluaran lori dari Sterilizer. Gangguan yang terjadi di crossing rail akan menghambat pemasukan dan pengeluaran buah dari Sterilizer.<br /><br /> Sistem perebusan yang dipilih harus sesuai dengan kemampuan boiler dalam memproduksi uap. Mekanisme perebusan yang lazim dikenal, meliputi :<br /> Sistem perebusan Single peak <br /><br /> <br /><br /> Sistem perebusan Doble peak ( dua puncak ), terdiri dari :<br /> Pembuangan uap awal : 2,5 menit<br /> Pemasukan uap dan pembuangan puncak I dan II : 20 menit<br /> Masa penahanan tekanan 2,8 – 3,0 kg/cm2 : 60 menit<br /> Pembuangan uap terakhir : 7,5 menit<br />Total waktu perebusan : 90 menit<br /><br /> <br /><br /> Sistem perebusan Triple peak ( tiga puncak ), terdiri dari :<br /> Pembuangan uap awal : 2 menit<br /> Pemasukan uap puncak I (0 – 2.3 kg/cm2) : 11 menit<br /> Pembuangan uap I : 2 menit<br /> Pemasukan uap puncak II (0 – 2.5 kg/cm2) : 12 menit<br /> Pembuangan uap II : 2 menit<br /> Pemasukan uap puncak III (0 – 2.8 kg/cm2) : 13 menit<br /> Masa penahanan tekanan 2,8 kg/cm2 : 43 menit<br /> Pembuangan uap terakhir : 5 menit<br />Total waktu perebusan : 90 menit<br /><br /> <br /> Faktor – faktor yang berpengaruh dalam proses Perebusan :<br /> Pembuangan Udara<br />Udara merupaka penghantar panas yang lambat dan berpengaruh negatif terhadap proses perebusan. Udara yang terdapat dalam rebusan akan dapat menurunkan tekanan<br />Upaya meminimalkan jumlah udara dalam bejana :<br /> Mengatur isi lori agar buah disusun penuh sesuai kapasitas disain<br /> Melakukan deaerasi<br /> Deaerasi<br />Deaerasi atau pembuangan udara dari Sterilizer dilakukan dengan cara membuka pipa inlet, deaeration valve dan atau condensate valve. Udara dibuang dengan cara memasukkan uap secara cepat sehingga terjadi pencampuran antara uap dan udara. Karena udara lebih berat, maka udara akan turun ke bawah dan dibuang melalui deaeration valve atau melalui pipa kondensat. Deaeration akan berlangsung pada saat pembuangan air kondensat selama sistem perebusan berlangsung. Yang perlu diperhatikan dalam deaerasi adalah lama deaerasi, proses deaerasi dan memperbanyak puncak awal dalam pola sterilisasi<br /> Pembuangan Air Kondensat<br />Uap air yang terkondensasi berada didasar bejana rebusan merupakan penghambat proses rebusan. Air yang terdapat dalam rebusan akan mengabsorbsi panas yang diberikan sehingga jumlah air semakin bertambah. Pertambahan yang tidak diimbangi dengan pengeluaran air kondensat akan memperlambat usaha pencapaian tekanan puncak.<br /> Lama Perebusan<br />Perebusan membutuhkan waktu penetrasi uap hingga ke bagian yang paling dalam. Penetrasi uap semakin cepat apabila tekanan uap semakin tinggi. Lama perebusan yang menjadi penentu dan yang berpengaruh terhadap efisiensi ekstraksidan mutu minyak adalah masa penahanan pada puncak terpanjang (triple peak). <br /> Hubungan waktu perebusan dengan efisiensi ekstraksi minyak, sebagai berikut:<br /> Semakin lama perebusan maka jumlah buah yang terpipil semakin tinggi<br /> Semakin lama perebusan maka semakin masak dan menghasilkan biji yang mudah pecah dan bersifat lekang<br /> Semakin lama perebusan maka kehilangan minyak dalam kondensat semakin tinggi<br /> Semakin lama perebusan maka kandungan minyak dalam tandan kosong semakin tinggi yaitu terjadinya penyerapan minyak oleh tandan kosong akibat terdapatnya rongga – rongga kosong<br /> Semakin lama perebusan maka mutu minyak sawit akan semakin menurun, yang dapat diketahui dengan penurunan nilai DOBI<br /><br /> Pembuangan Uap Akhir<br />Setelah pemasakan uap selesai, maka uap yang berada dalam Rebusan dibuang dengan cara mula – mula dibuka kran pipa kondensat kemudian setelah tekanan menjadi 2,8 kg/cm2 maka pipa pembuangan uap yang berada diatas steriliser dibuka dengan tiba – tiba untuk mempermudah pemipilan buah. Setelah tekanan sama dengan tekanan atmosfir maka pintu rebusan dibuka.<br /><br /> Pengeluaran Lori dari Rebusan<br />Buah yang telah masak dikeluarkan dari dalam sterilizer dengan membuka pintu rebusan secara perlahan kemudian ditarik dengan tali bersamaan dengan pemasukan buah yang akan direbus.<br /><br />Setelah perebusan yang sempurna, buah sudah dalam keadaan mudah dilepaskan dari tandannya. Daging buah juga sudah lunak dan zat yang mengganggu pada pengolahan selanjutnya sudah dimusnahkan atau dibuat nonaktif. Inti juga sudah mulai lekang dari cangkangnya. Tandan buah telah siap untuk pekerjaan pemisahan. Pemisahan yang dilakukan terdiri atas pemisahan buah dari TBK dengan penebahan, pemisahan biji dari ampas kempa, pemisahan minyak dari air dengan pengendapan, dan pemisahan inti dari biji dengan pemecahan biji dan pemisahan cangkang. <br /><br /><br /> Stasiun Penebahan ( Threser )<br /><br />TBS berikut lori yang telah direbus dikirim ke bagian pemipilan dan dituangkan ke alat pemipil ( Threser ) dengan bantuan hoisting crane atau transfer carriage. Alat pemipil berperan untuk memisahkan buah dari tandan yang telah direbus. Keberhasilan perebusan jika tidak didukung dengan pemipilan yang baik, maka kehilangan minyak akan tinggi. Dan keberhasilan pemipilan juga bergantung pada proses perebusan.<br /><br /> Tipe alat pemipil<br /> Beater Drum Stripper<br /> Terdiri dari tangkai pemukul tandan yang ditempatkan pada as dan berjarak tertentu.<br /> Bekerja memukul buah sambil menggeser buah bergerak ke arah ujung alat. <br />Pemukul tersebut juga mengangkat tandan dan berguling sehingga buah lepas dari tandan<br /> Kapasitas kecil, biasanya merupakan alat pembantu untuk memipil kembali tandan yang tidak terpipil dan dipasang di ujung rotary drum<br /> Kehilangan minyak lebih tinggi, karena permukaan buah terpipil masih sering bergabung dengan tandan kosong yang belum dipisahkan oleh kisi<br /><br /> Rotary Drum Stripper<br /> Tandan bergerak ke atas dengan gaya sentrifugal searah dengan putaran tromol, kemudian tandan jatuh dan terbanting, buah lepas dari tandan.<br /> Kecepatan putaran tromol mempengaruhi efisiensi pemipilan. Putaran yang terlalu cepat menyebabkan tandan seolah lengket di dinding drum. Putaran yang baik adalah apabila tandan jatuh di sumbu dan jatuh lagi pada dasar drum<br /> Drum memilik as yang berfungsi sebagai bantingan buah sehingga buah lepas dari tandan<br /> Kapasitas besar, biasa digunakan pada pabrik berkapasitas diatas 10 ton TBS/jam. Panjang 4 – 6 m dan berdiameter 2m dengan kisi berjarak 40 mm<br /> Tromol biasanya dilengkapi denagn talang pengumpan ( auto feeder ) yang mengumpankan buah secara teratur. Jika diumpankan terlalu banyak maka efek bantingan dalam tromol akan berkurang, sehingga penebahan menjadi tidak sempurna.<br /><br /> Kecepatan Putar<br /> Kecepatan putar harus sedemikian rupa sehingga semua tandan berulang kali terangkat setinggi mungkin pada dinding silinder untuk kemudian jatuh, sehingga akan diperoleh efek pemipilan yang dikehendaki<br />Jumlah putaran :<br /> n = 40 x √(( D – d ) /2)/(( D - d )) <br /><br />dimana n : jumlah putaran per menit, rpm<br /> 40 : konstanta<br /> D : diameter dalam silinder, m<br /> D : diameter terkecil tandan diukur pada bagian yang paling tebal, m<br /><br /> Pengisian umpan<br /> Kontinuitas pengisian umpan pada hopper akan mempengaruhi daya pipil. Apabila kapasitas alat 30 ton TBS, dan kapasitas lori 2,5 ton TBS, maka pengisian Thresing dilakukan dengan interval waktu 5 menit. Interval waktu ini harus diimbangi dengan kecepatan plat hopper.<br /><br /> (2,5 ton TBS)/(30 ton TBS) x 60 menit = 5 menit/lori <br /><br /><br /><br /><br /><br /> Kerugian pada Pemipil<br />Kerugian yang terjadi pada proses pemipilan ;<br /> Kerugian minyak yang terserap oleh tandan kosong<br />Hal ini akibat dari pengumpanan yang tidak teratur, sehingga buah bersinggungan dengan TBK. Juga akibat penumpukan tandan yang terlalu banyak di atas talang pengumpan, sehingga tandan yang tertindih paling bawah akan terperas minyaknya dan terserap oleh tangkai tandan<br /> Kerugian minyak dalam buah yang masih tertinggal di tandan.<br />Hal ini akibat dari penebahan yang tidak sempurna karena pengumpanan yang tidak teratur, selain tandan kurang rebus dan tandan sakit atau abnormal. Perebusan yang sempurna ditandai dengan buah yang mudah lepas jika tandan dijatuhkan ke lantai.<br /><br /><br /> Stasiun Pencacahan ( Digester )<br /><br />Buah yang telah dipipil dari tandan rebus terdiri atas perikarp, cangkang dan inti. Buah tersebut akan terangkat oleh fruit elevator menuju Digester, hal ini yang dinamakan material passing to Digester ( MPD ). <br />Pada perikarp ditemukan bahwa pada minyak sawitnya didominasi oleh palmitat, sedangkan pada inti sawit didominasi oleh laurat. Oleh karena itu, pada proses pengolahannya kedua jenis sumber ini dipisahkan, yakni pertama memisahkan perikarp yang mengandung minyak. Perikarp ini memiliki tebal 2 – 8 mm mengandung sejumlah besar kantong minyak yang antara satu dan lainnya akan terikat dan membuat satu rangkaian serat yang keras dan kuat yang didukung oleh pektin.<br />Digester merupakan bejana yang dilengkapi dengan alat perajang dan pemanas untuk mempersiapkan bahan agar lebih mudah dikempa dalam screw press. Bejana dilengkapi dengan beberapa pasang lengan atau pisau pengaduk sehingga buah yang diaduk di dalamnya menjadi hancur karena diremas akibat gesekan yang timbul antara sesama buah dan diantara massa remasan dengan pengaduk serta dinding ketel. Tujuan peremasan adalah meremas buah sehingga daging buah lepas dari biji dan menghancurkan sel – sel yang mengandung minyak, agar minyak dapat diperas sebanyak – banyaknya pada pengempaan berikutnya. Volume Digester berpengaruh terhadap kehilangan minyak. Digester yang penuh akan memperlama proses pengadukan dengan tekanan lawan yang kuat sehingga perajangan sempurna. Ketinggian buah dalam Digester akan menimbulkan tekanan di dasar Digester semakin tinggi dan tahanan lawan terhadap pisau semakin tinggi dan pemecahan kantong minyak serta pemisahan serat dengan serat lainnya akan semakin sempurna. <br /><br />Fungsi alat pengaduk :<br /> Mencegah terjadinya penumpukan dalam Digester, sehingga lebih mudah bergerak terutama ke dalam alat kempa<br /> Memindahkan panas dari mantel, yakni mengatur agar adonan bergantian dalam proses mengabsorbsi panas<br /> Melumatkan buah sehingga lebih mudah dikempa dan kehilangan minyak yang terjadi akan kecil<br /> Mengeluarkan minyak pada permukaan sel yang pecah<br /><br />Faktor yang perlu diperhatikan dalam proses pengadukan :<br /> Frekuensi pengadukan<br />Frekuensi pengadukan yang tinggi akan mengakibatkan pembuangan energi yang tinggi pula<br /> Pisau pengaduk<br /> Jumlah pisau pengaduk yang lebih banyak akan menyebabkan pelumatan yang berlebih sehingga terjadi penggenangan minyak di dasar screw press, hal ini akan memperkecil gaya gesekan buah dengan pisau.<br />Jumlah pisau yang sesuai adalah 4 pasang dengan kedudukan berselang antara 1 pasang dengan pasangan berikutnya<br /> Bentuk pisau harus sedemikian rupa supaya dapat mengangkat buah serta menekan buah dengan cara menyapu<br /> Terbuat dari mangan silikon karena pisau pengaduk mudah mengalami korosi<br /> Putaran pengaduk<br />Putaran yang tinggi menyebabkan genagan minyak dalam alat yang akan mempersulit pengadukan. Kisaran putaran antara 20 – 30 rpm.<br /><br />Kapasitas Digester<br /> Penggunaan Digester harus disesuaikan dengan kapasitas screw press agar tidak terjadi perubahan massa aduk yang dapat berakibat pada penurunan efisiensi ekstraksi. Untuk memperlama proses pelumatan maka dianjurkan agar volume Digester penuh. Apabila tidak terisi penuh maka buah tidak terajang dengan sempurna dan dapat menyebabkan kehilangan minyak dalam ampas akan tinggi. Pengisian yang tidak sempurna sering terjadi pada saat awal pengoperasian pabrik, hal ini dipaksakan akibat kekurangan persediaan bahan bakar.<br /><br />Pemanasan<br /> Pemanasan dimaksudkan supaya minyak tidak menjadi kental. Suhu yang dikehendaki adalah 90 °C dengan alasan bahwa pada suhu tersebut minyak sudah mencair dan mudah keluar dari kantong – kantong minyak, sedangkan yang masih berbentuk emulsi akan pecah menjadi minyak dan cairan lainnya. Semakin tinggi suhu Digester maka perajangan akan semakin baik, memperingan kerja screw press dan mengurangi biji yang pecah. <br /> Umumnya panas yang dimasukkan dalam Digester berupa uap bertekanan 3 kg/cm2 yang diinjeksikan secara langsung ataupun melalui jacket pemanas. Pemakaian jacket pemanas dapat menyebabkan pemanasan yang berlebihan terhadap buah yang berkontak dengan dinding bejana, oleh karena itu biasanya tekanan mantel diturunkan menjadi 2 kg/cm2 (setara dengan suhu 132,9 °C).<br />Sedangkan uap yang diinjeksikan langsung dalam bejana mempunyai efek negatif, yakni :<br /> Menambah jumlah air yang terkandung dalam adonan, sehingga menurunkan daya gesekan antara pisau dengan adonan<br /> Menurunkan tekanan uap Boiler, sehingga menurunkan kebutuhan uap pada Turbin uap<br /> Kerusakan mutu minyak akibat pemanasan yang berlebihan, karena merangsang terjadinya proses oksidasi<br /> Inti menjadi gosong, sehingga sulit dalam proses pemecahan dalam Ripple mill.<br /> Oleh karena itu, dihindarkan penggunaan uap langsung dalam bejana Digester. Lama pemanasan yang baik adalah 30 menit. <br /><br />Pengeluaran Minyak<br /> Minyak yang terdapat dalam adonan akan menurunkan efisiensi pengadukan, karena minyak akan berfungsi sebagai pelumas pisau sehingga mengurangi efek pelumatan pisau Digester, maka minyak tersebut perlu dipisahkan. Jika minyak tersebut tidak dipisahkan maka akan masuk ke dalam screw press dan akan menurunkan kapasitas olah Presser. Pemisahan minyak dilakukan dengan membuat lubang di dasar bejana yang dihubungkan dengan pipa. Dengan pemisahan minyak tersebut akan menurunkan losses dalam serat atau biji. Dengan pemisahan minyak tersebut dapat menurunkan jumlah biji yang pecah di dalam screw press dan efisiensi penekanan dalam screw press dapat meningkat yaitu bertambah besarnya nilai perbandingan biji terhadap adonan. Karena semakin tinggi ratio biji terhadap adonan, maka daya ekstraksi minyak akan lebih baik.tentang kelapa sawithttp://www.blogger.com/profile/04338861513948601904noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-4019471257790573907.post-86448446190360067512010-04-10T01:37:00.001-07:002010-04-10T01:40:16.199-07:00claybathPendahuluan<br /> Nut Craker dan Ripple Mill adalah alat yang dipakai untuk memecah nut sehingga menjadi inti dan tempurung. <br />Nut cracker adalah alat yang dipakai untuk memecah biji yang telah diperam dan dikeringkan didalam silo. Pemecahan ini terdiri dari rotor yang berputar dengan kecepatan 1000-1500 rpm, didalam stator. Biji yang berasal dari Nut Grading Screen masuk melalui rotor, dengan gaya sentrifugal biji keluar dan terbanting pada stator.<br />Ripple Mill adalah alat yang dapat memecah biji tanpa melalui pemeraman dalam nut silo asalkan dalam proses perebusan dilakukan dengan sempurna yaitu tekanan rebusan 3 kg/cm2 dengan system 3 puncak selam 90 menit, yang setara dengan kadar air 15%.<br />Namun, dari kedua alat pemecah nut tersebut, hasilnya masih berupa campuran antara inti dan tempurung. Oleh karena itu, init dan tempurung ini harus dipisah agar memudahkan pengolahan inti.<br /><br />Gambar 1. Alur Pemisahan Inti dan Cangkang<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Claybath<br />Tanah liat dapat tersuspensi dalam air dan memiliki berat jenis larutan di atas satu, tergantung dari konsentrasi tanah liat yang dilarutkan. Larutan ini dapat digunakan untuk memisahkan dua kelompok padatan yang memiliki berat jenis (BJ) yang berbeda. Inti sawit basah memiliki berat jenis 1,07 sedangkan cangkang 1,15-1,20. Maka untuk mwmisahkan inti dan cangkang dibuat BJ larutan 1,12 sehinga initi mengapung dan cangkan akan tenggelam.<br />Hasil gilingan pemecah biji masuk kedalam bak dan inti mengapung sedangkan cangkang bergerak kedasar bak. Inti yang mengapung ditangkap dengan menggunakan talang dan diayak serta disiram dengan air agar inti bebas tanah liat, sedangkan cangkang dihisap dari dasar bak dan dipompakan kedalam saringan kemudian dikirim ke shellhopper.<br />Agar sifat suspensi tanah dapat stabil, maka dilakukan pompa sirkulasi agar tidak terjadi pengendapan tanah liat. Akibat pertambahan zat yang tarsuspensi seperti debu dari inti maka terjadi perubahan berat jenis cairan sehingga efisiensi pemisahan akan menurun. Oleh sebab itu, perlu dilakukan control setiap waktu secara terjadwal. <br />Faktor yang mempengaruhi efisiensi pengolahan:<br />1. Berat jenis suspensi. Pemisahan inti disebut “continous process”, dan berat jenis dapat berubah akibat pertambahan zat tersuspensi yang berasal dari pecahan biji yang memilki berat jenis yang berbeda dengan tanah liat. Akibatnya pemisahan init dan cangkang tidak sesuai dengan yang diinginkan. Untuk mempertahankan suspensi maka sering dilakukan penyesuaian BJ dengan penambahan tanah liat atau penggantian suspensi secara terjadual.<br />2. Kualiatas tanah liat. Karena kesulitan memperoleh tanah liat maka sering orang mencari tanah liat seperti kaolin. Kaolin memiliki warna dan sifat yang baik, akan tetapi harganya tinggi. Orang mencoba dengan menggunakan kapur (CaCO3), akan tetapi didapat bentuk suspensi yang tidak baik, hal ini dapat terlihat jika pemompaan berhenti maka kapur langsung mengendap dan sangat sulit untuk mengaktifkan kembali. Juga kapur memiliki sifat tidak baik yaitu terjadinya pembentukan busa yaitu terjadinya pembentukan busa sehingga mempersulit pemisahan inti.<br /><br /><br /><br /><br /> <br />Gambar 2. Clay bath<br /><br />PENGAMBILAN TITIK SAMPEL PADA CALYBATH<br />Pengambilan titik sampel di suatu stasiun bertujuan untuk menguji tingkat efisiensi pengolahan pada stasiun tersebut. Namun, pada PKS Kertajaya tidak menggunakan teknologi claybath. Sehingga referensi langsung mengenai titik pengeambilan sampel tidak berhasil praktikan dapatkan. Mengingat juga keterbatasan ilmu dan juga praktikan sendiri juga belum pernah melihat langsung proses pengolahan pada claybath, maka uji titik sampel yang ditampilkan adalah dari referensi materi yang berhasil praktikan dapatkan, yaitu “Proses Kontrol Pabrik, PT. Citra Widya Edukasi”. <br />Adapun ukuran efisiensi pengolahan di Clay bath dapat dilihat dari:<br />1. Uji Kehilangan kernel di Claybath<br />Sasaran<br />Memperkirakan kehilangan kernel di claybath<br />Lokasi Pengambilan Sampel<br />Tempat pengeluaran cangkang claybath<br />Frekuensi Pengujian<br />Satu kali pengujian per shift untuk tiap line<br />Metode Pengujian<br />Sampel cangkang claybath disortir menggunakan metode standard Analisa Inti Sawit<br />Kalkulasi<br />%kehilangan kernel di claybath terhadap TBS <br />= 100 x 5,75% x 40% x %kehilangan kernel x 0,9<br /><br />Catatan<br />1) 5,75% merupakan persentase cangkang terhadap TBS<br />2) 40% merupakan proporsi cangkang di aliran keluar claybath.<br />3) 0,9 merupakan faktor koreksi terhadap moisture yang ada di kernel<br />4) %Kehilangan kernel diambil dari nilai rata-rata tiap line<br /><br />2. Uji Kernel Claybath<br />Sasaran<br />Memperkirakan kualitas sebaran kernel di claybath<br />Lokasi Pengambilan Sampel<br />Di bawah sistem pengeluaran kernel claybath<br />Frekuensi Pengujian<br />Satu kali pengujian per shift untuk tiap line<br />Metode Pengujian<br />Sampel kernel claybath disortir menggunakan metode standard Analisa Mutu Inti Sawit (Citara Widya Edukasi, 2008)tentang kelapa sawithttp://www.blogger.com/profile/04338861513948601904noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-4019471257790573907.post-78276865392639636442010-03-31T20:37:00.000-07:002010-03-31T20:38:42.845-07:00TEKNOLOGI PENGOLAHAN KELAPA SAWITTEKNOLOGI PENGOLAHAN KELAPA SAWIT<br /><br />Pengolahan Kelapa sawit merupakan salah satu factor yang menentukan kebehasilan usaha perkebunan kelapa sawit. Hasil utama yang dapat diperoleh ialah minyak sawit, inti sawit, sabut, cangkang dan tandan kosong. Pabrik kelapa sawit (PKS) dalam konteks industri kelapa sawit di Indonesia dipahami sebagai unit ekstraksi crude palm oil (CPO) dan inti sawit dari tandan buah segar (TBS) kelapa sawit. PKS tersusun atas unit-unit proses yang memanfaatkan kombinasi perlakuan mekanis, fisik, dan kimia. Parameter penting produksi seperti efisiensi ekstraksi, rendemen, kualitas produk sangat penting perananya dalam menjamin daya saing industri perkebunan kelapa sawit di banding minyak nabati lainnya. Perlu diketahui bahwa kualitas hasil minyak CPO yang diperoleh sangat dipengaruhi oleh kondisi buah (TBS) yang diolah dalam pabrik. Sedangkan proses pengolahan dalam pabrik hanya berfungsi menekan kehilangan dalam pengolahannya, sehingga kualitas CPO yang dihasilkan tidak semata-mata tergantung dari TBS yang masuk ke dalam pabrik.<br /><br />Pada prinsipnya proses pengolahan kelapa sait adalah proses ekstraksi CPO secara mekanis dari tandan buah segar kelapa sawit (TBS) yang diikuti dengan proses pemurnian. Secara keseluruhan proses tersebut terdiri dari beberapa tahap proses yang berjalan secara sinambung dan terkait satu sama lain kegagalan pada satu tahap proses akan berpengaruh langsung pada proses berikutnya. Oleh karena itu setiap tahap proses harus dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan norma-norma yang ada. Adapun tahapan proses yang terjadi selama pengolahan kelapa sawit menjadi CPO adalah sebagai berikut :<br />Perebusan (sterilisasi)<br />Perebusan atau sterilisasi buah dilakukan dalam sterilizer yang berupa bejana uap bertekanan. Tujuan dari perebusan antara lain :<br />• Mematikan enzim untuk mencegah kenaikan asam lemak bebas minyak yang dihasilkan.<br />• Memudahkan pelepasan brondolan buah dari tandan.<br />• Melunakan buah untuk memudahkan dalam proses pengepresan dan pemecahan biji.<br />• Prakondisi untuk biji agar tidak mudah pecah selam proses pengepresan dan pemecahan biji.<br />Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan tekanan uap sebesar 2,8-3 kg/cm2 dengan lama perebusan sekitar 90 menit.<br /><br />Penebahan/ perontokan buah<br />Penebahan adalah pemisahan brondolan buah dari tandan kosong kelapa sawit. Buah yang telah direbus di sterilizer diangkat dengan hoisting crane dan di tuang ke dalam thresher melalui hooper yang berfungsi untuk menampung buah rebus. Pemipilan dilakukan dengan membanting buah dalam drum putar dengan kecepatan putaran 23-25 rpm. Buah yang terpipil akan jatuh melalui kisi-kisi dan ditampung oleh fruit elevator dan dibawa dengan distributing conveyor untuk didistribusikan ke tiap unit-unit digester.<br />Didalam digester buah diaduk dan dilumat untuk memudahkan daging buah terpisah dari biji. Digester terdiri dari tabung silinder yang berdiri tegak yang di dalamnya dipasang pisau-pisau pengaduk sebanyak 6 tingkat yang diikatkan pada pros dan digerakkan oleh motor listrik. Untuk memudahkan proses pelumatan diperlukan panas 90-95 C yang diberikan dengan cara menginjeksikan uap 3 kg/cm2 langsung atau melalui mantel. Proses pengadukan/ pelumatan berlangsung selama 30 menit. Setelah massa buah dari proses pengadukan selesai kemudian dimasukan ke dalam alat pengepresan (screw press).<br /><br />Pengepresan/ pengempaan<br />Pengepresan berfungsi untuk memisahkan minyak kasar (crude oil) dari daging buah (pericarp). Massa yang keluar dari digester diperas dalam screw press pada tekanan 50-60 bar dengan menggunakan air pembilas screw press suhu 90-95 C sebanyak 7 % TBS (maks) dengan hasil minyak kasar (crude oil) yang viscositasnya tinggi. Dari pengepresan tersebut akan diperoleh minyak kasar dan ampas serta biji. Biji yang bercampur dengan serat masuk ke alat cake breaker conveyor untuk di pisah antara biji dan seratnya, sedangkan minyak kasar dialirkan ke stasiun klarifikasi (pemurnian).<br /><br />Pemurnian Minyak<br />Minyak kasar hasil stasiun pengempaan dikirim ke stasiun ini untuk diproses lebih lanjut sehingga diperoleh minyak produksi. Proses pemisahan minyak, air dan kotoran dilakukan dengan system pengendapan, sentrifugasi dan penguapan.<br />Crude oil yang telah diencerkan dialirkan ke vibrating screen dengan tujuan untuk memisahkan beberapa bahan asing seperti pasir, serabut dan bahan-bahan lain yang masih mengandung minyak dan dapat dikembalikan ke digester. Saringan bergetar (Vibrating screen) terdiri dari 2 tingkat saringan dengan luas permukaan 2 M2 . Tingkat atas memakai saringan ukuran 20 mesh, sedangkan tingkat bawah memakai saringan 40 mesh. Minyak yang telah disaring dialirkan ke dalam crude oil tank dan suhu dipertahankan 90-95°C selanjutnya crude oil dipompa ke tangki pemisah (continuos clarifier tank) dengan pompa minyak kasar.<br />Pemisahan minyak dengan sludge secara pengendapan dilakukan didalam tangki pisah ini. Minyak yang mempunyai berat jenis kecil mengapung dan dialirkan kedalam tangki masakan minyak (oil tank), sedangkan sludge yang mempunyai berat jenis lebih besar dari pada minyak masuk kedalam ruang ketiga melalui lubang bawah. Untuk mempermudah pemisah, suhu dipertahankan 95 C dengan system injeksi uap Minyak yang telah dipisah pada tangki pemisah di tampung dalam tangki ini untuk dipanasi lagi sebelum diolah lebih lanjut pada sentripus minyak.<br />Minyak Minyak dari oil tank kemudian dialirkan ke dalam Oil Purifer untuk memisahkan kotoran/solid yang mengandung kadar air. Selanjutnya dialirkan ke Vacuum Drier untuk memisahkan air sampai pada batas standard. Kemudian melalui Sarvo Balance, maka minyak sawit dipompakan ke tangki timbun (Oil Storege Tank).<br /><br />Proses Pengolahan lnti Sawit<br />Ampas kempa yang terdiri dari biji dan serabut dimasukkan ke dalam Depericaper melalui Cake Brake Conveyor yang dipanaskan dengan uap air agar sebagian kandungan air dapat diperkecil, sehingga Press Cake terurai dan memudahkan proses pemisahan. Pada Depericaper terjadi proses pemisahan fibre dan biji. Pemisahan terjadi akibat perbedaaan berat dan gaya isap blower. Biji tertampung pada Nut Silo yang dialiri dengan udara panas antara 60 – 80°C selama 18- 24 jam agar kadar air turun dari sekitar 21 % menjadi 4 %.<br />Sebelum biji masuk ke dalam Nut Craker terlebih dahulu diproses di dalam Nut Grading Drum untuk dapat dipisahkan ukuran besar kecilnya biji yang disesuaikan dengan fraksi yang telah ditentukan. Nut kemudian dialirkan ke Nut Craker sebagai alat pemecah. Masa biji pecah dimasukkan dalam Dry Seperator (Proses pemisahan debu dan cangkang halus) untuk memisahkan cangkang halus, biji utuh dengan cangkang/inti. Masa cangkang bercampur inti dialirkan masuk ke dalam Hydro Cyclone untuk memisahkan antara inti dengan cangkang. Inti dialirkan masuk ke dalam Kernel Drier untuk proses pengeringan sampai kadar airnya mencapai 7 % dengan tingkat pengeringan 50°C, 60°C dan 70°C dalam waktu 14-16jam. Selanjutnya guna memisahkan kotoran, maka dialirkan melalui Winnowing Kernel (Kernel Storage), sebelum diangkut dengan truk ke pabrik pemproses berikutnyatentang kelapa sawithttp://www.blogger.com/profile/04338861513948601904noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4019471257790573907.post-69859132784865241422010-03-31T20:01:00.000-07:002010-03-31T20:06:49.380-07:00pengenalan teknologi pengolahan sawit<meta http-equiv="CONTENT-TYPE" content="text/html; charset=utf-8"><title></title><meta name="GENERATOR" content="OpenOffice.org 3.2 (Win32)"><style type="text/css"> <!-- @page { margin: 0.79in } P { margin-bottom: 0in } P.western { font-family: "Arial", serif; font-size: 12pt } P.cjk { font-size: 12pt } H1 { margin-right: 0.05in; margin-top: 0in; margin-bottom: 0in; line-height: 0.19in; text-align: justify } H1.western { font-family: "Arial", serif; font-size: 12pt } H1.cjk { font-family: "Lucida Sans Unicode"; font-size: 12pt } H1.ctl { font-family: "Tahoma"; font-size: 12pt; font-weight: normal } --> </style> <p style="margin-top: 0.17in; margin-bottom: 0.04in; page-break-before: always;" align="CENTER"><a name="_Toc64190482"></a> <font face="Cambria, serif"><font style="font-size: 16pt;" size="4"><b>STASIUN LOADING RAMP</b></font></font></p> <p class="western" align="JUSTIFY"><br /></p> <p class="western" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif">Stasiun Loading Ramp merupakan tempat untuk pembongkaran TBS yang dikirim dari tempat penampungan sementara sebelum didistribusikan ke dalam lori-lori TBS. Di Stasiun Loading Ramp ini dilakukan sortasi buah untuk mengetahui mutu buah yang akan diproses.</font></p> <p class="western" align="JUSTIFY"><br /></p> <p class="western" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif">Dari konstruksi Loading Ramp, sehubungan dengan adanya celah-celah pada dasar lantainya dimaksudkan untuk mengurangi kotoran (tanah + pasir) yang terikut saat pengangkutan buah dari kebun. Pasir dan tanah atau kotoran lain diharapkan akan terpisah dari TBS saat TBS menggelinding dari atas sampai ke dasar pintu Loading Ramp dan jatuh ke bawah lewat lubang-lubang yang telah diatur sedemikian rupa.</font></p> <p class="western" align="JUSTIFY"><br /></p> <p class="western" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif"><font size="3"><font size="3">Tandan dari buah segar pada Loading Ramp ini tidak boleh ditahan terlalu lama, karena buah yang sudah luka atau terlalu masak dari kebun akan mengalami proses kenaikan FFAnya, untuk itu perlu diterapkan prinsip FIFO (First In First Out) dalam pendistribusian ke lori-lori.</font></font></font></p> <p class="western" align="JUSTIFY"><br /></p> <p class="western" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif"><font size="3"><font size="3">Dilihat dari pengamatan di lapangan, berikut adalah hal-hal yang berhubungan dengan Loading Ramp yang ada di PKS sbb:</font></font></font></p> <p class="western" align="JUSTIFY"><br /></p> <ul><li><p class="western" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif"><font size="3"><font size="3">Jumlah Loading Ramp sebanyak 2 unit dengan kapasitas 120 ton TBS untuk tiap unit.</font></font></font></p> </li><li><p class="western" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif">Dimensi dari Loading Ramp </font> </p> </li></ul> <ul><li><p class="western" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif">Panjang Loading Ramp = 35,5 m.</font></p> </li><li><p class="western" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif">Lebar Loading Ramp = 7,5 m.</font></p> </li><li><p class="western" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif">Tinggi dinding Ramp = 7,5 m.</font></p> </li><li><p class="western" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif">Sudut kemiringan.</font></p> </li></ul> <ul><li><p class="western" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif">Jumlah pintu ada 12 buah untuk tiap unit. Panjang 180 cm dan lebar 125 cm.</font></p> </li></ul> <p class="western" style="margin-left: 0.25in;" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif">Sistem buka tutupnya dilakukan secara hidrolik dengan pompa hidrolik untuk masing-masing pintu.</font></p> <ul><li><p class="western" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif">Jarak lubang-lubang untuk membuang kotoran yang terikat dalam TBS adalah kurang lebih 2 – 2,5 cm.</font></p> </li><li><p class="western" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif">Ukuran lubang pintu (keluaran TBS dari Loading Ramp) adalah lebar = 170 cm dan tinggi = 110 cm</font></p> </li><li><p class="western" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif">Di bawah pintu Loading Ramp di pasang peralatan Dirt Conveyor berfungsi untuk mengangkut kotoran yang jatuh dari Loading Ramp ke tempat penampungan kotoran.</font></p> </li><li><p class="western" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif">Terdapat panel yang digunakan untuk menstart dan mematikan semua peralatan yang ada di sekitar Loading Ramp.</font></p> </li><li><p class="western" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif">Terdapat motor listrik untuk penggerak Dirt Conveyor dan motor listrik untuk untuk sistem sirkulasi fluida pada operasi hydrolik.</font></p> </li></ul> <p class="western" align="JUSTIFY"><br /></p> <h1 class="western"><a name="_Toc64190483"></a><a name="__RefHeading__963_1321274509"></a> FUNGSI LOADING RAMP</h1> <p class="western" align="JUSTIFY"><br /></p> <p class="western" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif">Fungsi utama Loading Ramp adalah tempat pembongkaran TBS yang dikirimkan dari kebun untuk dilakukan pengsortasian mutu buah TBS dan pengaturan proses didistribusi TBS kedalam Lori-lori berdasarkan dengan prinsip FIFO (First in first out).</font></p> <p class="western" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif">Disamping fungsi tersebut, Loading Ramp juga dimanfaatkan tujuan misalnya:</font></p> <ul><li><p class="western" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif">Untuk mengurangi jadar kotoran yang terbawa TBS dari kebun.</font></p> </li><li><p class="western" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif">Untuk memudahkan kadar kotoran yang terbawa TBS dari kebun.</font></p> </li><li><p class="western" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif">Untuk menampung sementara TBS yang masuk, pada saat banyak buah yang dikirimkan dari pihak kebun.</font></p> </li></ul> <p class="western" align="JUSTIFY"><br /></p> <h1 class="western"><a name="_Toc64190484"></a><a name="__RefHeading__965_1321274509"></a> CARA PENGISIAN TBS</h1> <p class="western" align="JUSTIFY"><br /></p> <p class="western" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif">Untuk cara pengisian TBS ke dalam lori-lori dapat dilakukan dengan urutan sebagai berikut:</font></p> <ol><li><p class="western" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif">Hidupkan power panel dengan memutar saklar pada posisi “on” kemudian tekan tombol “on” (warna hijau) untuk pengoperasian peralatan hydrolic pump. Motor pada reservoir oil beroperasi.</font></p> </li><li><p class="western" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif">Tunggu untuk sementara waktu (sekitar 2 menit) agar fluida di dalam reservair benar-benar telah bersirkulasi sempurna.</font></p> </li><li><p class="western" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif">Buka pintu Loading Ramp secara perlahan-lahan dengan cara menarik handel sirkulasi minyak sedikit demi sedikit. Pembukaan pintu jangan langsung dibuka penuh, hal ini untuk menghindari terjadinya luapan TBS di dalam lori dan benturan yang keras.</font></p> </li><li><p class="western" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif">Pada saat pintu Loading Ramp terbuka da</font><font face="Times New Roman, serif"><span lang="id-ID">n</span></font><font face="Times New Roman, serif"> TBS masuk lori kita atur sedemikian rupa sehingga semua ruang dalam lori terisi TBS secara merata (tidak ada ruangan yang kosong).</font></p> </li><li><p class="western" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif">Pengisian TBS di dalam lori jangan sampai menggunung melebihi permukaan atasa dari lori. Kita taksir kapasitas lori kurang lebih 2,5 ton TBS.</font></p> </li><li><p class="western" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif">Apabila lori sudah penuh terisi TBS tutup pintu Loading Ramp dengan jaan menekan handel sehingga pintu berjalan turun sampai dasar Loading Ramp.</font></p> </li><li><p class="western" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif">Apabila pada saat pertama membuka pintu ternyata TBS tidak mau jalan turun ke lori, kita </font><font face="Times New Roman, serif"><span lang="id-ID">turunkan </span></font><font face="Times New Roman, serif">dengan menarik satu atau dua tandan TBS sampai TBS berikutnya dapat meluncur/jalan sendiri sepanjang alas Loading Ramp masuk ke lori.</font></p> </li><li><p class="western" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif">Dalam pengisian TBS kelori usahakan TBS yang lebih dahulu datang (lebih dahulu dibongkar ke dalam Loading Ramp) hal ini dimaksudkan</font><font face="Times New Roman, serif"><span lang="id-ID"> untuk menerapkan prinsip FIFO.</span></font></p> </li><li><p class="western" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif">Apabila proses pengisian telah selesai matikan terlebih dahulu motor sirkulasi direservoir dengan menekan tombol “off” (warna merah) pada panel hydrolic sekitar 1 menit setelah pintu tertutup rapat. Baru kemudian matikan power pada panel dengan memutar saklar pada posisi “off”.</font></p> </li><li><p class="western" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif">Pada saat tidak dioperasikan usahakan semua pintu Loading Ramp dalam keadaan baik</font><font face="Times New Roman, serif"><span lang="id-ID"> dan tertutup.</span></font></p> </li></ol> <p class="western" align="JUSTIFY"><br /></p> <h1 class="western"><a name="_Toc64190485"></a><a name="__RefHeading__967_1321274509"></a> PRINSIP FIFO</h1> <p class="western" align="JUSTIFY"><br /></p> <p class="western" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif">Prinsip First-In First-Out (FIFO) merupakan suatu sistem yang mempunyai maksud segala sesuatu yang diterima paling awal maka harus dikeluarkan paling awal juga. Kalau prinsip FIFO ini kita terapkan dalam permasalahan yang menyangkut tentang proses produksi kelapa sawit, dapat diuraikan sebagai berikut:</font></p> <p class="western" align="JUSTIFY"><br /></p> <p class="western" align="JUSTIFY"><br /></p> <p class="western" align="JUSTIFY"><br /></p> <p class="western" align="JUSTIFY"><br /></p> <p class="western" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif">Penerapan prinsip FIFO di pabrik masih belum dapat dijamin terlaksana hal ini dikarenakan adanya beberapa hal, di antaranya:</font></p> <ul><li><p class="western" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif">Pengiriman TBS ke pabrik belum dapat distandarisasikan untuk tiap harinya, sehingga susah dalam memperkirakan proses produksi yang kontinyu, kalau dihubungkan dengan segi efisiensi.</font></p> </li><li><p class="western" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif">Pada masa-masa banyak kiriman buah, hal ini disebabkan kapasitas produksi di pabrik untuk setiap harinya belum sebanding dengan kapasitas panen yang dihasilkan di kebun untuk setiap harinya.</font></p> </li><li><p class="western" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif">Kurangnya perhatian dari pihak kebun dalam menerapkan prinsip FIFO sehingga pihak pabrik tidak dapat mengetahui mana buah yang baru dan mana buah yang lama, dalam permasalahan ini langkah yang diambil adalah angkutan yang paling dahulu masuk ke pabrik dianggap sebagai TBS yang paling dahulu di panen. Dari permasalahan tersebut di atas maka penerapan prinsip FIFO di pabrik masih sebatas kamampuan yang ada sesuai dengan kondisinya pada saat itu.</font></p> </li></ul> <p class="western" align="JUSTIFY"><br /></p> <p class="western" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif">Adalah penerapanya adalah sebagai berikut :</font></p> <ul><li><p class="western" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif">Untuk kondisi di lapangan prinsip FIFO dapat diterapkan dengan jalan mendahulukan pengangkutan TBS yang dipanen lebih awal, untuk dikirimkan ke pabrik.</font></p> </li><li><p class="western" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif">Sedangkan untuk penerapan di pabrik adalah menyegarkan pelaksanaan proses terhadap TBS yang paling awal pengirimanya.</font></p> </li></ul> <p class="western" align="JUSTIFY"><br /></p> <p class="western" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif">Dengan penerapan prinsip FIFO tersebut dengan tepat dan akurat maka akan dapat menekan (menghambat) kenaikan asam lemak bebas pada saat buah yang belum diproses, akan tetapi hal ini kadang terbentur dengan persoalan efisiensi proses (pembiayaan proses produksi) sehingga kadang prinsip FIFO kurang dapat diterapkan.</font></p> <p class="western" align="JUSTIFY"><br /></p> <p class="western" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif">Hal yang perlu diperhatikan dalam prinsip FIFO ini adalah jangan sampai terjadi stok terhadap bahan baku dari CPO bukan merupakan bahan baku (bahan dasar) yang terlalu lama, karena bahan baku dari CPO merupakan barang baku yang sifatnya relatif (semakin lama distok akan semakin rugi).</font></p> <p class="western" align="JUSTIFY"><br /></p> <p class="western" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif">Untuk itu penyetokan (penyimpangan) bahan baku (TBS) dilakukan sebatas toleransi yang diijinkan. Sehubungan dengan perhitungan untung dan ruginya dalam penerapan prinsip FIFO.</font></p> <p class="western" align="JUSTIFY"><br /></p> <h1 class="western"><a name="_Toc64190486"></a><a name="__RefHeading__969_1321274509"></a> OPERASI SISTEM HIDRAULIK</h1> <p class="western" align="JUSTIFY"><br /></p> <p class="western" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif">Sistem hidrolik yang ada di stasiun Loading Ramp dimanfaatkan untuk operasi pembukaan da</font><font face="Times New Roman, serif"><span lang="id-ID">n</span></font><font face="Times New Roman, serif"> penutupan pintu Loading Ramp. Untuk itu operasi sistem hydrolik di sini akan dikaitkan dengan mekanisme pembukaan dan penutupan Loading Ramp.</font></p> <p class="western" align="JUSTIFY"><br /></p> <p class="western" align="JUSTIFY"><br /></p> <p class="western" align="JUSTIFY"><br /></p> <p class="western" align="JUSTIFY"><br /></p> <p class="western" align="JUSTIFY"><br /></p> <p class="western" align="JUSTIFY"><br /></p> <p class="western" align="JUSTIFY"><br /></p> <p class="western" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif">Gambar Mekanisme Pembukaan dan Penutupan Pintu Loading Ramp:</font></p> <p class="western" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif"><b>Keterangan gambar</b></font><font face="Times New Roman, serif"> :</font></p> <ol><li><p class="western" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif">Silinder Hydrolik </font></p> </li><li><p class="western" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif">Piston Hydrolik</font></p> </li><li><p class="western" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif">Tangki Klep</font></p> </li><li><p class="western" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif">Pintu Loading Ramp</font></p> </li><li><p class="western" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif">Reservoir Oil</font></p> </li><li><p class="western" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif">Motor Listrik</font></p> </li><li><p class="western" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif">Dial pembagi Sirkulasi (6 unit)</font></p> </li><li><p class="western" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif">Pipa Out put Oil Reserver</font></p> </li><li><p class="western" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif">Pipa input Oil ke Reservoir (return)</font></p> </li><li><p class="western" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif">Dial Pengatur Aliran Fluida</font></p> </li><li><p class="western" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif">Pipa sirkulasi buka tutup</font></p> </li><li><p class="western" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif">Pipa sirkulasi buka tutup</font></p> </li><li><p class="western" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif">Manometer</font></p> </li><li><p class="western" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif">Indikator temperatur dan isi dari oil (minyak)</font></p> </li><li><p class="western" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif">Pipa penghubung</font></p> </li><li><p class="western" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif">Pipa out put dari rial pembagi sirkulasi</font></p> </li></ol> <p class="western" align="JUSTIFY"><br /></p> <h1 class="western"><a name="_Toc64190487"></a><a name="__RefHeading__971_1321274509"></a> OPERASI SIRKULASI SISTIM HIDROLIK</h1> <p class="western" align="JUSTIFY"><br /></p> <ol><li><p class="western" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif">Pada saat kita akan mengoperasikan sistem hydrolik terlebih dahulu kita hidupkan power panel (saklar pada posisi “on”) dan kemudian kita tekan tombol warna hijau pada panel “hydrolic pump” maka pompa hydrolik akan beroperasi.</font></p> </li><li><p class="western" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif">Dengan beroperasinya pompa maka tekanan di dalam oil akan mengalami sirkulasi. Sistem sirkulasi inilah yang akan mengakibatkan membuka atau menutupnya Loading Ramp, tergantung posisi handel (dial) pengatur.</font></p> </li></ol> <p class="western" align="JUSTIFY"><br /></p> <p class="western" align="JUSTIFY"><br /></p> <p class="western" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif">Pada saat posisi handel bebas:</font></p> <ul><li><p class="western" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif">Semua aliran fluida yang menuju ke silinder hydrolik tertutup, sehingga fluida di dalam pipa (11) dan (12) tidak bersirkulasi da</font><font face="Times New Roman, serif"><span lang="id-ID">n</span></font><font face="Times New Roman, serif"> pisto</font><font face="Times New Roman, serif"><span lang="id-ID">n</span></font><font face="Times New Roman, serif"> diam. Semua aliran menuju pipa (16) tertutup.</font></p> </li><li><p class="western" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif">Aliran yang terjadi adalah oil dari reservoir mengalir lewat pipa (8) masuk ke dial pembagi sirkulasi fluida (7) unit I.</font></p> </li><li><p class="western" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif">Selanjutnya aliran masuk kedial pembagi sirkulasi (7) unit II yang melewati pipa penghubung (15).</font></p> </li><li><p class="western" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif">Dari dial pembagi sirkulasi unit II lalu masuk ke dial pembagi sirkulasi II melewati pipa penghubung (15). Demikian selanjutnya sampai dial pembagi sirkulasi unit IV. Di unit ini pipa sirkulasi untuk penghubung antar dial disambungkan dengan pipa keluaran fluida dari dial pembagi sirkulasi (16) selanjutnya mengalir masuk ke reservoir melalui pipa input oil reservoir.</font></p> </li></ul> <p class="western" align="JUSTIFY"><br /></p> <p class="western" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif"><b>Gambar skema Aliran Fluida posisi handel bebas</b></font></p> <p class="western" align="JUSTIFY"><br /></p> <p class="western" align="JUSTIFY"></p> <p class="western" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif">Proses Pembukaan Pintu Loading Ramp:</font></p> <ul><li><p class="western" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif">Tarik handel ke belakang, maka pintu akan tertekan ke depan, sehingga lubang sirkulasi pada pipa (11), pipa (12) dan pipa (16) terbuka.</font></p> </li><li><p class="western" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif">Aliran fluida dari reservoir lewat pipa (8) masuk ke dial pembagi sirkulasi (7). Fluida ini ada sebagian yang mengalir lewat pipa (15) dan ada yang mengalir lewat pipa (11).</font></p> </li><li><p class="western" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif">Fluida yang mengalir melelui pipa penghubung (15), akan menyuplai oil untuk proses pembukaan pintu Loading Ramp yang lain.</font></p> </li><li><p class="western" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif">Sedangkal oil yang mengalir melalui pipa (11) menuju silinder hydrolik. Oil ini mengisi ruang silinder bagian bawah klep (piston).</font></p> </li><li><p class="western" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif">Karena aliran terus menerus maka oil yang mengisi semakin banyak, sehingga piston terangkat ke atas menekan oil yang berada diatas klep di dalam silinder .</font></p> </li><li><p class="western" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif">Fluida (oil) yang tertekan mengalir keluar silinder lewat pipa (12) masuk ke dial pembagi sirkulasi. Selanjutnya oil keluar dari dial pembagi sirkulasi masuk ke reservoir melewati pipa (160) dan pipa (9).</font></p> </li><li><p class="western" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif">Di dalam silinder hydrolik, klep dihubungkan dengan pintu Loading Ramp melalui sebuah lengan (tangkai) sehinggga pada saat terangkat ke atas maka pintu akan turut terangkat.</font></p> </li><li><p class="western" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif">Apabila handel dilepaskan ke posisi bebas maka pintu akan berhenti diam pada posisi tersebut (posisi terbuka).</font></p> </li></ul> <p class="western" align="JUSTIFY"><br /></p> <p class="western" align="JUSTIFY"> <font face="Times New Roman, serif">Gambar Proses pembukaan pintu buah Loading Ramp</font></p> <p class="western" align="JUSTIFY"><br /></p> <p class="western" align="JUSTIFY"></p> <p class="western" align="JUSTIFY"><br /></p> <p class="western" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif">Proses penutupan pintu Loading Ramp:</font></p> <ul><li><p class="western" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif">Pompa hydrolik dalam keadaan beroperasi, tekan handel ke depan, maka lubang sirkulasi pada pipa (12) dan pipa (16) terbuka.</font></p> </li><li><p class="western" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif">Aliran oil dari reservoir masuk kedial pembagi sirkulasi (7) melalui pipa out put (8) sebagian ada yang mengalir keluar lewat pipa(15) dan sebagian ada yang masuk kolom silinder melewati pipa (12).</font></p> </li><li><p class="western" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif">Aliran oil yang lewat pipa (15) akan mensuplai oil untuk pross pembukaan/penutupan pintu Loading Ramp yang lain. Sedangkan oil yang mengalir melewati pipa (12) masuk ke ruang silinder.</font></p> </li><li><p class="western" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif">Aliran aliran terus mengalir maka volume oil didalam silinder semakin banyak dan menekan klep (piston) ke bawah (akibat tekanan semakin besar).</font></p> </li><li><p class="western" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif">Piston bergerak ke bawah oil di bawah piston mengalir keluar silinder masuk ke dial pembagi sirkulasi melalui pipa (11) yang selanjutnya keluar dan masuk reservoir melewat pipa (16) dan pipa (9).</font></p> </li><li><p class="western" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif">Piston di bawah silinder dihubungkan dengan batang silinder, dan batang silinder dihubungkan dengan pintu Loading Ramp. Maka pada saat piston turun, maka pintu akan bergerak turun (pintu akan menutup).</font></p> </li><li><p class="western" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif">Apabila handel dilepaskan akan kembali ke posisi semula maka kedudukan pintu akan diam(tidak bergerak).</font></p> </li></ul> <p class="western" align="JUSTIFY"><br /></p> <p class="western" align="JUSTIFY"><br /></p> <p class="western" align="JUSTIFY"><br /></p> <p class="western" align="JUSTIFY"><br /></p> <p class="western" align="JUSTIFY"><br /></p> <p class="western" align="JUSTIFY"><br /></p> <p class="western" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif"><i><b>Gambar</b></i></font><font face="Times New Roman, serif"> proses penutupan pintu Loading Ramp</font></p> <p class="western" align="JUSTIFY"><br /></p> <p class="western" align="JUSTIFY"></p> <p class="western" align="JUSTIFY"><br /></p> <h1 class="western"><a name="_Toc64190488"></a><a name="__RefHeading__973_1321274509"></a> OPERASI PERALATAN DI STASIUN LOADING RAMP</h1> <p class="western" align="JUSTIFY"><br /></p> <p class="western" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif">Pada stasiun Loading Ramp dilengkapi peralatan-peralatan bantu diantaranya: Panel operasi motor pompa sirkulasi, motor penggerak conveyor, dirt conveyor, silinder hydrolik, handel operasi pintu dan tank rail lori, dan lain-lain.</font></p> <p class="western" align="JUSTIFY"><br /></p> <p class="western" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif">Adapun sistem operasinya masing-masing dapat dilukiskan sebagai berikut :</font></p> <p class="western" align="JUSTIFY"><br /></p> <p class="western" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif"><b>Panel Operasi</b></font></p> <p class="western" align="JUSTIFY"><br /></p> <p class="western" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif">Alat ini digunakan/difungsikan untuk mengoperasikan semua peralatan di dalam stasiun loading ramp, antara lain untuk pengoperasian sistem operasi alat-alat :</font></p> <ul><li><p class="western" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif">Hydrolik pump no. 1</font></p> </li><li><p class="western" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif">Hydrolik pump no. 2</font></p> </li><li><p class="western" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif">Hydrolik pump no. 1</font></p> </li><li><p class="western" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif">Hydrolik pump no. 2</font></p> </li></ul> <p class="western" align="JUSTIFY"><br /></p> <p class="western" align="JUSTIFY"><br /></p> <p class="western" align="JUSTIFY"><br /></p> <p class="western" align="JUSTIFY"><br /></p> <p class="western" align="JUSTIFY"><br /></p> <p class="western" align="JUSTIFY"><br /></p> <p class="western" align="JUSTIFY"><br /></p> <p class="western" align="JUSTIFY"><br /></p> <p class="western" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif">Gambar Panel Operasi:</font></p> <p class="western" align="JUSTIFY"><br /></p> <p class="western" align="JUSTIFY"></p> <p class="western" align="JUSTIFY"><br /></p> <p class="western" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif">Sistem operasinya:</font></p> <ul><li><p class="western" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif">Panel ini menghubungkan power pada motor-motor penggerak di semua yang ada distation loading ramp.</font></p> </li><li><p class="western" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif">Apabila stop kontak loading ramp pada posisi “O” berarti panel mati (tidak ada arus) dan apabila pada posisi “1” berarti panel siap untuk digunakan kontrol/pengoperasian.</font></p> </li><li><p class="western" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif">Untuk mengoperasikan peralatan yang ada tinggal menekan tombol “ON” (warna hijau) dan menekan tombol “OFF” (warna merah) sesuai dengan keinginan alat yang akan dioperasikan.</font></p> </li></ul> <p class="western" align="JUSTIFY"><br /></p> <p class="western" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif"><b>Reservoir dan Motor Sirkulasi</b></font></p> <p class="western" align="JUSTIFY"><br /></p> <p class="western" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif">Reservoir di sini digunakan untuk menampung oil dari sirkulasi di pompa hidrolik dan mensuplai oil ke pompa hydrolik. Pda reservoir dilengkapi motor untuk mensirkulasikan oil dan menaikkan tekanan oil, indikator volume oil dan suhu oil dan alat ukur tekanan oil (manometer).</font></p> <p class="western" align="JUSTIFY"><br /></p> <p class="western" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif">Data-data peralatan:</font></p> <ul><li><p class="western" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif">Motor penggggerak fluida </font> </p> </li></ul> <p class="western" style="margin-left: 0.25in;" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif">- Frame D 112 MD serial E 164374</font></p> <p class="western" style="margin-left: 0.25in;" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif">- Output Kw 4.0 voltase 380</font></p> <p class="western" style="margin-left: 0.25in;" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif">- Putaran/minimal ampere 9.2</font></p> <p class="western" style="margin-left: 0.25in;" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif">- Hz 50 phase 3</font></p> <p class="western" style="margin-left: 0.25in;" align="JUSTIFY"><br /></p> <p class="western" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif"><b>Silinder Hydrolik</b></font></p> <p class="western" align="JUSTIFY"><br /></p> <p class="western" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif">Fungsinya untuk mekanisme membuka dan menutup pintu loading ramp kontruksinya terdiri dari piston dan tangkai piston dan sil pada bagian bawah dari silinder hydrolik.</font></p> <p class="western" align="JUSTIFY"><br /></p> <p class="western" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif">Sistem operasinya berdasarkan tekanan hydrolik dari fluida (oli). Pada saat oli mengisi ruangan di atas piston (klep) maka piston akan bergerak turun, sedangkan oli di bawah piston mengalir keluar. Sebaliknya jika aliran fluida dialirkan kebagian bawah piston maka piston akan naik, oli diatas piston keluar. Naik turunnya piston beserta tangkalnya (arm) karena adanya gaya tekan dari fluida (oil)</font></p> <p class="western" align="JUSTIFY"><br /></p> <p class="western" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif"><b>Regulator Dial dan Handel</b></font></p> <p class="western" align="JUSTIFY"><br /></p> <p class="western" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif">Fungsinya untuk mengatur sirkulasi oil pada saat membuka ataupun menutup pintu loading ramp.</font></p> <p class="western" align="JUSTIFY"><br /></p> <p class="western" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif">Prinsip kerjanya:</font></p> <p class="western" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif">Pada regulator ini ada semacam pin di mana ujung yang satu dihubungkan pada handel dan ujung yang lain bebas. Pada ujung yang bebas dipasangkan pegas untuk mekanisme gerak pin saat handel ditekan/ditaarik. Pada pin ini terdapat lubang (2 buah) yang fungsinya untuk mengalirkan/meneruskan aliran oil yang masuk ataupun keluar ataupun sebagian oil yang keluar pada saat beroperasi. Letak lubang pada pin dengan lubang-lubang aliran pada regulatornya sudah disusun sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi untuk mekanisme buka tutup pintu pada loading ramp karena akibat adanya perubahan posisi lubang yang sesuai (perubahan pasangan posisi lubang pada regulator dengan lubang pada pin) handel berfungsi untuk merubah pasangan posisi lubang tersebut sesuai dengan kebutuhannya (buka/tutup).</font></p> <p class="western" align="JUSTIFY"><br /></p> <p class="western" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif"><b>Dirt Conveyor</b></font></p> <p class="western" align="JUSTIFY"><br /></p> <p class="western" style="margin-right: 0.05in; line-height: 0.19in;" align="JUSTIFY"> <font face="Times New Roman, serif"><font size="3"><font size="3">Dirt Conveyor merupakan peralatan yang digunakan untuk rnengangkut kotoran yang terjatuh dari kisi-kisi lantai Loading Ramp ke dalam bak penampung. Dirt Conveyor ini terdiri dari rental sprocket, Plat Pengangkut (pembawa kotoran), alas/talang penampung kotoran serta motor listrik sebagai penggerak utama lengkap dengan gear transmission.</font></font></font></p> <p class="western" style="margin-right: 0.05in; line-height: 0.19in;" align="JUSTIFY"><br /></p> <p class="western" style="line-height: 0.19in;" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif">Prinsip dan kinerjanya :</font></p> <ul><li><p class="western" style="line-height: 0.19in;" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif"><font size="3"><font size="3">Motor listrik sebagai penggerak distart dan berputar dengan putaran 1500 rpm. Putaran poros utama ini mengalami reduksi putaran dengan rasio = 29, maka putaran poros sprocket adalah = 53 rpm.</font></font></font></p> </li></ul> <ul><li><p class="western" style="line-height: 0.19in;" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif"><font size="3"><font size="3">Pada poros dipasang dua buah sprocket kanan dan kid untuk rantai. Di antara rantai bagian kanan dan bagian kill di hubungkan dengan plat pengangkat untuk membawa sampah, sampai sampah di buang masuk ke bak penampung lewat saluran buang.</font></font></font></p> </li></ul> <ul><li><p class="western" style="line-height: 0.19in;" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif"><font size="3"><font size="3">Reduksi putaran dari motor listrik ke poros sprocket dengan menggunakan gigi (gear) yang dihubungkan dengan rantai.</font></font></font></p> </li></ul> <p class="western" style="line-height: 0.19in;" align="JUSTIFY"><br /></p> <p class="western" style="line-height: 0.19in;" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif"><font size="3"><font size="3">Data-data teknis pada dirt conveyor:</font></font></font></p> <p class="western" style="line-height: 0.19in;" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif"><font size="3"><font size="3">Rantai Conveyor:</font></font></font></p> <p class="western" style="line-height: 0.19in;" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif"><font size="3"><font size="3">Panjang = 4.300 cm </font></font></font> </p> <p class="western" style="line-height: 0.19in;" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif"><font size="3"><font size="3">Jarak antara pusat roll = 10.5 cm</font></font></font></p> <p class="western" style="line-height: 0.19in;" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif"><font size="3"><font size="3">Tebal plat rantai = 3,5</font></font></font></p> <p class="western" style="line-height: 0.19in;" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif"><font size="3"><font size="3">Jarak antara sudu – sudu angkut = 40 cm</font></font></font></p> <p class="western" style="line-height: 0.19in;" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif"><font size="3"><font size="3">Diameter roll = 4 cm</font></font></font></p> <p class="western" style="line-height: 0.19in;" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif"><font size="3"><font size="3">Panjang sudu angkut = 24 cm lebar 15 cm</font></font></font></p> <p class="western" style="line-height: 0.19in;" align="JUSTIFY"><br /></p> <p class="western" style="line-height: 0.19in;" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif"><font size="3"><font size="3">Poros dan Sprocket:</font></font></font></p> <p class="western" style="line-height: 0.19in;" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif"><font size="3"><font size="3">Diameter poros =7,5 cm</font></font></font></p> <p class="western" style="line-height: 0.19in;" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif"><font size="3"><font size="3">Diameter sprocket = 25 bulan</font></font></font></p> <p class="western" style="line-height: 0.19in;" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif"><font size="3"><font size="3">Diameter dalam sprocket = 20 cm</font></font></font></p> <p class="western" style="line-height: 0.19in;" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif"><font size="3"><font size="3">Jumlah sprocket = 4 unit</font></font></font></p> <p class="western" style="line-height: 0.19in;" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif"><font size="3"><font size="3">Jumlah gigi tiap sprocket = 8 buah</font></font></font></p> <p class="western" style="line-height: 0.19in;" align="JUSTIFY"><br /></p> <p class="western" style="line-height: 0.19in;" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif"><font size="3"><font size="3">Motor penggerak:</font></font></font></p> <p class="western" style="line-height: 0.19in;" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif"><font size="3"><font size="3">Merk cyclo driver model HM 5-84</font></font></font></p> <p class="western" style="line-height: 0.19in;" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif"><font size="3"><font size="3">Input 3,7 Kw</font></font></font></p> <p class="western" style="line-height: 0.19in;" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif"><font size="3"><font size="3">1500 Rpm</font></font></font></p> <p class="western" style="line-height: 0.19in;" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif"><font size="3"><font size="3">Ratio = 29</font></font></font></p> <p class="western" style="line-height: 0.19in;" align="JUSTIFY"><br /></p> <p class="western" style="line-height: 0.19in;" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif"><font size="3"><font size="3"><b>Lori & Rel</b></font></font></font></p> <p class="western" style="line-height: 0.19in;" align="JUSTIFY"><br /></p> <p class="western" style="line-height: 0.19in;" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif"><font size="3"><font size="3">Fungsinya sebagai tempat TBS selama proses perebusan disterilisasi. Jumlah roli ada 60 unit dengan kapasitas ± 2,5 ton tiap lori. Pada sisi panjang dari lori dibuat di lubang-lubang dengan diameter lubang sebesar 1 cm sejumlah 750 lubang untuk tiap sisinya.</font></font></font></p> <p class="western" style="line-height: 0.19in;" align="JUSTIFY"><br /></p> <p class="western" style="line-height: 0.19in;" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif"><font size="3"><font size="3">Gambar dimensi dari lori:</font></font></font></p> <p class="western" style="line-height: 0.19in;" align="JUSTIFY"><br /></p> <p class="western" style="line-height: 0.19in;" align="JUSTIFY"><br /></p> <p class="western" style="line-height: 0.19in;" align="JUSTIFY"><br /></p> <p class="western" style="line-height: 0.19in;" align="JUSTIFY"><br /></p> <p class="western" style="line-height: 0.19in;" align="JUSTIFY"><br /></p> <p class="western" style="line-height: 0.19in;" align="JUSTIFY"><br /></p> <p class="western" style="line-height: 0.19in;" align="JUSTIFY"><br /></p> <p class="western" style="line-height: 0.19in;" align="JUSTIFY"><br /></p> <p class="western" style="line-height: 0.19in;" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif"><font size="3"><font size="3">Fungsi dari lubang-lubang dinding dan atas lori adalah untuk jalan penyebaran uap masuk ke dalam ruang antara TBS dan untuk jalan keluar kondensat yang terbentuk/timbal di dalam lori.</font></font></font></p> <p class="western" style="line-height: 0.19in;" align="JUSTIFY"><br /></p> <h1 class="western"><a name="_Toc64190489"></a><a name="__RefHeading__975_1321274509"></a> PEMBERSIHAN</h1> <p class="western" style="line-height: 0.19in;" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif"><font size="3"><font size="3"><b> </b></font></font></font></p> <ol><li><p class="western" style="line-height: 0.19in;" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif"><font size="3"><font size="3">Pembersihan lantai Loading Ramp dari berondolan-berondolan yang tercecer pada saat dilakukan sortasi maupun pembongkaran TBS.</font></font></font></p> </li><li><p class="western" style="line-height: 0.19in;" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif"><font size="3"><font size="3">Pembersihan sampah dan kotoran (tanah) yang terikut TBS dari kebun dan yang tertinggal di lantai Loading Ramp agar tidak terusik lori. Pembersihan dilakukan saat Loading Ramp tidak ada buah.</font></font></font></p> </li><li><p class="western" style="line-height: 0.19in;" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif"><font size="3"><font size="3">Pembersihan lantai di bawah pintu Loading Ramp terhadap berondolan yang jatuh pada saat pengisian TBS ke lori.</font></font></font></p> </li><li><p class="western" style="line-height: 0.19in;" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif"><font size="3"><font size="3">Pembersihan lantai di bawah kisi-kisi plat atas loading ramp dari sampah/kotoran yang tercecer ke dirt conveyor agar terangkut kedalam bak penampung sampah.</font></font></font></p> </li><li><p class="western" style="line-height: 0.19in;" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif"><font size="3"><font size="3">Pembersihan kotoran yang melekat pada rantai dan sudu-sudu pengangkut pada dirt conveyor, agar mudah digerakkan dan beban motor tidak teralu berat.</font></font></font></p> </li><li><p class="western" style="line-height: 0.19in;" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif"><font size="3"><font size="3">Pembersihan lubang tempat roda lori pada reel dari tanah/kotoran yang menutupinya agar lori jalannya lancar dan tidak mengakibatkan terpelanting dan juga pembersihan penghalusan sisa-sisa (bekas – bekas) pengelasan pada sambungan rail.</font></font></font></p> </li><li><p class="western" style="line-height: 0.19in;" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif"><font size="3"><font size="3">Pembersihan kotoran pada rail pintu loading ramp agar pintu dapat tertutup rapat.</font></font></font></p> </li><li><p class="western" style="line-height: 0.19in;" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif"><font size="3"><font size="3">Pembersihan karat/kotoran pada dinding lori, lubang-lubang lori akibat dari kondesat yang menempel pada saat perebusan. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi keausan material akibat dari kondensat yang menempel pada saat perebusan. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi keausan material akibat korosi dan lubang tidak mampat maka distribusi uap sempurna.</font></font></font></p> </li></ol> <p class="western" style="line-height: 0.19in;" align="JUSTIFY"><br /></p> <h1 class="western"><a name="_Toc64190490"></a><a name="__RefHeading__977_1321274509"></a> PERAWATAN</h1> <p class="western" style="line-height: 0.19in;" align="JUSTIFY"><br /></p> <ol><li><p class="western" style="line-height: 0.19in;" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif"><font size="3"><font size="3">Checking pada sambungan rail, bila ada yang terputus/terlepas.</font></font></font></p> </li><li><p class="western" style="line-height: 0.19in;" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif"><font size="3"><font size="3">Cheching pada alur rail jika ada penyerempetan yang mengakibatkan roda lori susah berjalan (biasanya pada sambungan, slinged rail pice, dll).</font></font></font></p> </li><li><p class="western" style="line-height: 0.19in;" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif"><font size="3"><font size="3">Checking pada tikungan (boog) dan persimpangan terhadap ukuran/jarak antar rail dalam keadaan sejajar atau tidak.</font></font></font></p> </li><li><p class="western" style="line-height: 0.19in;" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif"><font size="3"><font size="3">Pelumasan rail agar panas yang terjadi akibat gesekan rendah</font><font size="3"><span lang="id-ID">,</span></font><font size="3"> sehingga rail tidak cepat aus.</font></font></font></p> </li><li><p class="western" style="line-height: 0.19in;" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif"><font size="3"><font size="3">Pondasi penahan rel diamati dan diperbaiki apabila ada yang retak</font><font size="3"><span lang="id-ID">,</span></font><font size="3"> agar batang rel tetap sejajar sesuai ukuran.</font></font></font></p> </li></ol> <p class="western" style="line-height: 0.19in;" align="JUSTIFY"><br /></p> <h1 class="western"><a name="_Toc64190491"></a><a name="__RefHeading__979_1321274509"></a> PERAWATAN LORI</h1> <p class="western" style="line-height: 0.19in;" align="JUSTIFY"><br /></p> <ol><li><p class="western" style="line-height: 0.19in;" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif"><font size="3"><font size="3">Pengecekan pada las-lasan keranjang lori (dinding lori) bila ada yang lepas atau retak agar dilas kembali.</font></font></font></p> </li><li><p class="western" style="line-height: 0.19in;" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif"><font size="3"><font size="3">Pengecekan pada ring tempat duduk rantai, untuk pemasukkan TBS ke peralatan threshing dengan hois</font><font size="3"><span lang="id-ID">t</span></font><font size="3"> cran</font><font size="3"><span lang="id-ID">e</span></font><font size="3">, jika retak dilas kembali.</font></font></font></p> </li><li><p class="western" style="line-height: 0.19in;" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif"><font size="3"><font size="3">Pelumasan poros (as) bushing, bearing dari lori dengan minyak gemuk tahan panas (staburrac) 130</font><sup><font size="3">o</font></sup><font size="3"> C – 150</font><sup><font size="3">o</font></sup><font size="3">C.</font></font></font></p> </li><li><p class="western" style="line-height: 0.19in;" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif"><font size="3"><font size="3">Penggantian bushing yang sudah aus, sebab longgarnya bushing mengakibatkan stagnaties di mana lori tidak stabil jalanya, terutama pada tikungan .</font></font></font></p> </li><li><p class="western" style="line-height: 0.19in;" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif"><font size="3"><font size="3">Penggantian bearing yang sudah longgar atau pecah, agar jalan lori lancar dan gesekannya rendah sehingga tidak mudah aus.</font></font></font></p> </li><li><p class="western" style="line-height: 0.19in;" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif"><font size="3"><font size="3">Roda-roda lori dan aus dilas kembali agar dapat digunakan, setelah dilas dibubut agar permukaannya kembali rata (licin) dan ukurannya sesuai standard.</font></font></font></p> </li><li><p class="western" style="line-height: 0.19in;" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif"><font size="3"><font size="3">Besi b</font><font size="3"><span lang="id-ID">a</span></font><font size="3">lk/si</font><font size="3"><span lang="id-ID">k</span></font><font size="3">u dari inderstel dicheck dan dilas bila las-lasnya retak.</font></font></font></p> </li><li><p class="western" style="line-height: 0.19in;" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif"><font size="3"><font size="3">Kait sambungan dan ring sambungan dicheck, bila retak dilas kembali.</font></font></font></p> </li></ol> <p class="western" style="line-height: 0.19in;" align="JUSTIFY"><br /></p> <h1 class="western"><a name="_Toc64190492"></a><a name="__RefHeading__981_1321274509"></a> PERAWATAN DIRT CONVEYOR</h1> <p class="western" style="line-height: 0.19in;" align="JUSTIFY"><br /></p> <ol><li><p class="western" style="line-height: 0.19in;" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif"><font size="3"><font size="3">Checking sudu-sudu angkut dan baut-baut pengikatnya.</font></font></font></p> </li><li><p class="western" style="line-height: 0.19in;" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif"><font size="3"><font size="3">Periksa kendaraan dari rantai (chain) sudu-sudu angkut.</font></font></font></p> </li><li><p class="western" style="line-height: 0.19in;" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif"><font size="3"><font size="3">Stel/penyetelan rantai jika terjadi kekendoran dengan cara menggeser kedudukan as spocket tepat dan pas pada kedudukannya .</font></font></font></p> </li><li><p class="western" style="line-height: 0.19in;" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif"><font size="3"><font size="3">Checking gigi spockret, bila sudah aus (tajam) sebaiknya diganti agar mata rantai pada sprocket tepat dan pas pada kedudukannya.</font></font></font></p> </li><li><p class="western" style="line-height: 0.19in;" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif"><font size="3"><font size="3">Keausan bushing dan asa dari mata rantaidiperiksa dan railnya juga diperiksa keausanya.</font></font></font></p> </li><li><p class="western" style="line-height: 0.19in;" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif"><font size="3"><font size="3">Pelumasan pada mata rantai (as dan bushing) gear pada kedudukan as sprocket, gigi sprocket, gigi pada gear transmisi untuk reduksi putaran beserta rantainya.</font></font></font></p> </li><li><p class="western" style="line-height: 0.19in;" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif"><font size="3"><font size="3">Pengisian minyak pelumas dan penggantian pada gearbox transmission.</font></font></font></p> </li><li><p class="western" style="line-height: 0.19in;" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif"><font size="3"><font size="3">Pelumasan pada poros dan bearing motor penggerak.</font></font></font></p> </li><li><p class="western" style="line-height: 0.19in;" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif"><font size="3"><font size="3">Pengencangan baut – mur setiap sambungan ada batang-batang rangka dari konstruksi dirt conveyor.</font></font></font></p> </li></ol> <p class="western" style="line-height: 0.19in;" align="JUSTIFY"><br /></p> <h1 class="western"><a name="_Toc64190493"></a><a name="__RefHeading__983_1321274509"></a> SARAN-SARAN</h1> <p class="western" style="line-height: 0.19in;" align="JUSTIFY"><br /></p> <ol><li><p class="western" style="line-height: 0.19in;" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif"><font size="3"><font size="3">Dalam pengisian TBS seyogyanya ditaksir sebesar ± 2,5 ton setiap lori, jangan sampai terisi dengan kondisi tanggung di atas permukaan lori, keadaan ini akan memberikan efek antara lain:</font></font></font></p> </li></ol> <ul><li><p class="western" style="line-height: 0.19in;" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif"><font size="3"><font size="3">Banyak berondolan yang jatuh teringgal di dalam ruang stelizier, saat berlangsung proses perebusan.</font></font></font></p> </li><li><p class="western" style="line-height: 0.19in;" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif"><font size="3"><font size="3">Berondolann yang terambil akan menyebabkan tumpet pada lubang saluran pembuangan kondensat masih banyak kondensat yang belum terbuang akbatnya tekanan puncak sulit dicapai dan keadaan TBS hasil rebusan basah, banyak loses minyak didalam kondensat.</font></font></font></p> </li></ul> <ul><li><p class="western" style="line-height: 0.19in;" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif"><font size="3"><font size="3">Distribusi kurang sempurna sehingga memungkinkan TBS hasil rebusan belum seluruhnya masak, sehingga efisiensi pada proses threshing rendah.</font></font></font></p> </li></ul> <ol start="2"><li><p class="western" style="line-height: 0.19in;" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif"><font size="3"><font size="3">Pada saat motor sirkulasi beroperasi, dimana pintu loading ramp dalam keadaan tertutup penuh atau terbuka penuh, handle operasi buka tutup pintu loading ramp jangan ditarik atau ditekan lagi karena akan menyebabkan tekanan yang besar, sehingga berakibat pipa sirkulasi visa pecah/bocor pada sambungan seal pada silinder hydrolik cepat encer karena penuh sehnggan gaya tekan fluida berkurang.</font></font></font></p> </li><li><p class="western" style="line-height: 0.19in;" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif"><font size="3"><font size="3">Uap buang dari sterilizer kita alirkan di bawah kisi-kisi loading ramp. Hal ini pemanfaatan uap dan untuk pengeringan kotoran khususnya tanah yang melekat pada tandan TBS sehingga mudah rontok di loading ramp dan kadar kotoran dalam proses dapat menjadi lebih rendah.</font></font></font></p> </li><li><p class="western" style="line-height: 0.19in;" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif"><font size="3"><font size="3">Truk angkutan TBS dalam pembongkaran TBS ke loading ramp jangan diperbolehkan mengayuh (membenturkan roda belakang pada pembatas) hal ini bertujuan :</font></font></font></p> </li></ol> <ul><li><p class="western" style="line-height: 0.19in;" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif"><font size="3"><font size="3">Untuk mengurangi benturan TBS sehingga tidak banyak yang memar luka.</font></font></font></p> </li><li><p class="western" style="line-height: 0.19in;" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif"><font size="3"><font size="3">Untuk mengurangi kotoran yang terbawa ke loading ramp.</font></font></font></p> </li><li><p class="western" style="line-height: 0.19in;" align="JUSTIFY"><font face="Times New Roman, serif"><font size="3"><font size="3">Untuk mengurangi/mencegah kerusakan lantai dan pembatas loading ramp.</font></font></font></p> </li></ul> <p><br /></p> tentang kelapa sawithttp://www.blogger.com/profile/04338861513948601904noreply@blogger.com3